Jenis Karya Ilmiah.
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan
ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan
serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar,
karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
1. Karya iImiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah
pendidikan terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah
berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau
ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil
intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen,
penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain,
Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau
Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai
persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan
bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3)
.
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang
pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan
metode penelitian). Bab II gambaran umum ( menceritakan keadaan di lokasi
penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian, Bab III
deskripsi data ( memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian).
Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V
penutup ( kesimpulan penelitian dan saran )
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung
oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian
langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study
kepustakaan) skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan
dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu
logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada
skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister
(S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari
perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari
bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari
hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema
thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat
dengan analisis terinci.
Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan
tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan
menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang
dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat
orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar
Doktor.
2. Karya ilmiah Penelitian.
A, Makalah seminar.
1. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan di sampaikan dalam forum seminar.
Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari
penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik
atau dibicarakan dalam seminar .
2. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa
disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai
judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya
penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada
saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
3. Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara
penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa di
kelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu
kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
4. Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue)
dan mendapatkan nomor dari perpustakaannasional berupa ISSN(international
standard serial number).
2.3 Kerangka Penyusunan Karya
ilmiah
Kerangka karya ilmiah terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
10. BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud
dantujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11. BAB II Tinjauan Pustaka
12. BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek
penelitian, ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian,
prosedur penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat
dan waktu penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14. BAB V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran
2.3.1 Prapenulisan
1. Tahapan-tahapan penulisan karya ilmiah
1. Menentukan topik atau judul
2. Menyusun karangan.
3. Menetapkan dan mengumpulkan data (primer dan sekunder).
4. Menetapkan metode pembahasan.
5. Menjadwalkan pelaksanaan
2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah
1. Inventarisasi ide atau gagasan.
2. Memilih ide atau gagasan
3. Ubah ide menjadi topik dan judul tulisan.
4. Buat rancangan tulisan.
5. Berdasarkan kerangka tulisan, himpun sumber bacaan yang
sesuai.
6. Buat intisari-intisari sumber bacaan yang dapat berupa fakta, data
atau informasi.
7. Susun intisari-intisari ke dalam sub judul yang sesuai pada
kerangka tulisan.
8. Pengolahan data, fakta atau informasi.
9. Metode analisis dan sintesis.
3. Ciri-ciri karya ilmiah
1. Logis.
2. Sistematis.
3. Objektif.
4. Lengkap
5. Lugas.
6. Saksama.
7. Jelas.
8. Empiris.
9. Terbuka.
10. Tuntas.
4. Asas-asas karangan ilmiah
1. Kejelasan (Clarity)
2. Ketepatan (Accuracy)
3. Keringkasan (Brevity)
2.4 Penulisan
Menulis keseluruhan naskah secara konsetual, disertai kutipan dan
data yang diperlukan.
Penulisan mencakup:
A Bagian pelengkap pendahuluan
1 ) Judul
2) Abstrak
3) Kata pengantar
4) Daftar isi
b. Bagian naskah utama
1) Pendahuluan
a. Latar Belakang menguraikan alasan pembahasan topik,studi pustaka sebagai
landasan, kesenjangan dengan kenyataan yang dihadapi
b. Rumusan Masalah berupa pertanyaan yang timbul sebagai
konsekuensi pembahasan pada latar belakang.Menurut kamus besar bahasa
Indonesia masalah adalah suatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan.
Selain itu masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan yang terjadi.
c. Tujuan menjelaskan upaya-upaya yang hendak dicapai.
d. Batasan Masalah menjelaskan cara menjawab masalah dan tujuan yang hendak
dicapai atau ruang lingkupyang hendak dibahas.
2) Pembahasan
Pembahasan
merupakan isi atau tubuh utama laporan yang memuat seluruh pengamatan,
percobaan, dan penelitian.
3) Penutup
Bagian
ini mengakhiri laporan penelitian yangmenguraikan kaitan antara hasil
penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian. Harus ada kolerasi antara
tujuan dan kesimpulan serta kegunaan dan saran.
4) Daftar Pustaka
Bagian
ini memuat semua sumber yang dipakai, baik yang berupa buku maupun jurnal
atau terbitan lain yang digunakan sebagai acuan.
5) Lampiran
Lampiran
pada umumnya berupa data pendukung tulisan. Dapat berupa daftar
pertanyaan, table grafik atau tulisan lain yang berbeda, tetapi masih
berkaitan dengan materi yang disajikan
2.5. Teknik Penyusunan Karya ilmiah
Kerangka Penyusunan Karya Ilmiah.
Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian.
Buku Kedua
A.
PENYELESAIAN AKHIR STUDI (SKRIPSI)
1. Pengertian Skripsi
Skripsi
adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa tulisan hasil penelitian yang
membahas suatu masalh dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu.
Skripsi
yang memenuhi untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh
derajat sarjana, haruslah, merupakan karya asli hasil penelitian yang
memiliki kualitas, menunjukkan kemampuan dan kemandirian mahasiswa dalam
pemecahan masalah, mempunyai nilai manfaat teori dan praktek, ditulis dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Tujuan Penulisan Skripsi
Mahasiswa mampu menyusun dan menulis karya ilmiah, mahasiswa mampu
memecahkan masalah secara ilmiah atas topik yang dibahas, mahasiswa mampu
melakukan penalaran logis, mampu melakukan penelitian , dan membantu
mahasiswa menyampaikan, menggunakan, mengaplikasikan ilmu dan pengetahuaan
yang diperoleh.
3. Materi Skripsi
Materi
skripsi didasarkan pada dat dan informasi yang berasal dari studi
kepustakaan. Penelitian laboratorium, dan kajian lapangan.
4. Kedudukan Skripsi dan Bobot SKS
Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi
berbeda pada proses pembelajarannya. Skripsi ditetapkan sebesar 6 SKS.
BAB II PROSEDUR PENYUSUNAN SKRIPSI
A. Pengajuan Usulan Skripsi
Mahasiswa dianjurkan untuk menyusun skripsi dengan persiapan matang dan
sedini mungkin. Proposal penlitian diajukan atas komponen-komponen
berikut:
Bagian awal:
1.
Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
2.
Halaman sampul
3.
Halaman judul
4.
Abstrak
5.
Kata pengantar
6.
Daftar Isi
7.
Daftar gambar
8.
Daftar lampiran
Bagian inti
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Pembatasan Masalah
D.
Perumusan Masalah
E.
Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian pustaka setiap variabel
B.
……………………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
C.
Populasi dan Sampel
D.
Metode Penelitian
E.
Instrumen Penelitian
F.
Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian
B.
Uji Prasyarat Anlisia
C.
Pengujian Hipotesis
BAB III BAHASA DAN TATA TULIS
A. Bahasa
Skripsi
ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku. Tata cara penulisan mengikuti
aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
B. Pengetikan
a.
Kertas dan ukuran
Skripsi diketik pada kertas berwarna putih ukuran (210 mm x 297 mm) berat
80 gram.
b.
Sampul
Sampul luar dengan karton tebal dilapis plastic berwarna biru tua, tulisan
sampul berwarna emas sedangkan dalam isi warna hitam.
c.
Spasi Pengetikan
Spasi skripsi diketik dua spasi.
d.
Batas Tepi Pengetikan Naskah
Tepi atas 4 cm , tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm, dan tepi kanan 3 cm.
e.
Pengetikan Alinea Baru
Pengetikan alinea baru pada huruf keenam atau sekitar 1,2 cm dari tepi
kiri.
f.
Penggunaan huruf
Huruf yang digunakan Times New Roman 12 pt.
3. Cara Penulisan
a. Pengutipan
1) Cara Mengutip Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis persis sama persis dengan sumber aslinya baik
mengenai bahasa maupun ejaannya. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau
lebih, diketik satu spasi, dimulai sejajar dengan awal alinea baru. Kutipan
yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks, ketik
seperti ketikan teks dengan di awali dan diakhiri dengan tanda petik rangkap
(“). Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilankan bagian tertentu
diberi titik-titik sebanyak tiga buah.
2) Cara Menulis Sumber Kutipan Langsung
Sumber Kutipan langsung ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun
terbit dan nomor halaman
Contoh: (Suharsimi, 1995:45)
3) Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah yang tidak sama persis dengan aslinya.
Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip.
4) Cara Menulis Sumber Kutipan Tidak Langsung
Sumber kutipan tidak langsung ditulis dengan menyebut nama pengarang dan
tahun terbitan.
Contoh: … (Suprian, 2001).
Menurut
Suprian (2001)…
5)
Penulisa Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka menganut sistem yang berlaku secara internasional.
Apabila terdapat nama pengarang sama tetapi judul berbeda, maka urutan kedua
tidak perlu ditulis lagi namanya tetapi diberi garis sepanjang margin pada
baris kedua.
1. Buku
Buku dengan satu pengarang
Beinstein, T. M. (1965). The careful writer: A modern guide to
English usage . New York:
Atheneum.
Buku dengan dua orang
Ace Suryadi dan Tilaar. (1994).
Analisis kebijakan pendidikan suatu pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Artikel Jurnal
Artikel dengan satu pengarang
Mukhadis. (1993). Strategi pengembangan kemampuan dosen di
FPTK IKIP Surabaya. Tekno, Edisi Oktober, pp.
69-78.
Artikel dua pengarang
Louis, K.S., Marks, H.M., & Kruse, S. (1996). Teachers’
professional community in
restructuring schools. The Amrican Educational Research Journal, 33.
New York: A Quarterely Publication.
Buku Ketiga
BAB V
THE CUSTOMER EVALUATES PROPOSAL
A. Pengertian Penelitian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu
aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yg
telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Sedangkan
menurut Rika Dwi K. (2009) Evaluasi adalah sebuah proses dimana
keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang
diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian
faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan.
Viviane dan Gilbert de Lansheere (dalam Inggit Kurniawan, 2009)
menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode
pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut
Zulharman (2007) Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis
untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu
program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu
merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah
untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai
komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak
(Edison, 2009). Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 222) penelitian evaluasi
dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan
keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang
telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian.
B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi
Michael Scriven (dalam Arikunto, 2007: 222-223) mengemukakan bahwa secara
garis besar fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua
yakni:
Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu
pendidikan masih berlangsung. Data hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk
“membentuk” (to form) dan memodifikasi program kegiatan.
Jika pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa yang negatif dan
para pengambil keputusan sudah dapat menentukan sikap tentang kegiatan yang
sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan yang mungkin akan terjadi,
dapat dicegah.
Evaluasi sumatif dilangsungkan jika program kegiatan sudah betul-betul
selesai dilaksanakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menentukan sejauh
mana sesuatu program mempunyai nilai kemanfaatan, terutama jika dibandingkan
dengan pelaksanaan program-program yang lain. Penilaian sumatif bermanfaat
datanya bagi para pendidik yang akan mengadopsi program yang dievaluasi
berkenaan dengan hasil, program atau prosedur.
Sedangkan menurut Tayipnapis (1989: 3): Evaluasi dapat mempunyai dua
kegunaan, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif,
evaluasi digunakan untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang
berjalan (program, orang, produk, dsb). Fungsi sumatif, evaluasi digunakan
untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi
hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program,
perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah
pengetahuan dan dukungan dari pihak yang terlibat.
Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak
tujuan program yang akan dievaluasi (Dwiyogo, 2006: 50). Ada dua tujuan
evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan
pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada
tiap-tiap komponen dari program.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu
1) Fungsi formatif, untuk pengumpulan data pada kegiatan yang sedang
berjalan dan digunakan untuk perbaikan, pengembangan, dan modifikasi
program.
2) Fungsi sumatif yang dilaksanakan setelah program selesasi
dilaksanakan. Digunakan untuk pertanggungjawaban program dan penentuan
sejauh mana kemanfaatan program. Penelitian evaluasi bertujuan untuk
mengevaluasi komponen-komponen program dan program secara menyeluruh.
C. Prosedur Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi adalah salah satu bentuk dari berjenis-jenis penelitian
yang dapat dilaksanakan oleh peneliti. Seperti hal penelitian-penelitian
lainnya, penelitian evaluasi juga memiliki prosedur untuk melekukannya. Akan
tetapi menurut Suharsimi Arikunto ( 2007: 298) satu hal yang paling mencolok
dalam perbedaan penelitian evaluasi dengan penelitian-penelitian lainnya
yaitu untuk mengambil keputusan maka pengambilan kesimpulan penelitian
didasarkan atas tolok ukur dan kriteria tertentu. Biasanya yang dijadikan
sebagai tolok ukur adalah sasran yang hendak dicapai melalui program yang
dilaksanakan. Tolok ukur untuk komponen-komponen program adalah kualitas
maksimal yang dikehendaki bagi setiap komponen.
D. Model-model Evaluasi
Terdapat beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman
kerja pelaksanaan evaluasi program, yaitu:
1. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang tujuannya untuk mengambil
keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan suatu program
(Fuddin, 2007). Mbulu (1995: 62) model CIPP merupakan singkatan (akronim)
dari
contect evaluation, input evaluation, process evaluation, dan product evaluation yang dikembangkan oleh Daniel
Stufflebeam dan kawan-kawannya pada tahun 1968 di Ohio State University dan
berorientasi pada pengambilan keputusan.
Context evaluation to serve planning decision. Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan
yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program (Tayibnapis,
1989: 10-11). Evaluasi konteks meliputi penggambaran latar belakang program
yang dievaluasi, memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan program,
menentukan sasaran program dan menentukan sejauh mana tawaran ini cukup
responsif terhadap kebutuhan yang sudah diidentifikasi (Edison, 2009). Mbulu
(1994/1995: 62-63) evaluasi konteks meliputi:
a) analisis masalah/kebutuhan yang berhubungan dengan lingkungan. Suatu
kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan antara kondisi yang ada
sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Apabila kebutuhan-kebutuhan
tersebut telah diidentifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah:
b) menggambarkan secara jelas dan terperinci tujuan program yang akan
memperkecil kesenjangan antara kondisi yang ada sekarang dengan kondisi yang
diharapkan. Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa evaluasi konteks adalah
evaluasi terhadap kebutuhan-kebutuhan, tujuan pemenuhan kebutuhan serta
karakteristik individu yang melaksanakan evaluasi.
2. Model Evaluasi UCLA
Tayibnapis (1989: 11) Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja evaluasi
yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai
suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat,
mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan
data yang berguna bagi pembuat keputusan dan memilih beberapa alternatif.
Alkin mengemukakan lima macam evaluasi yaitu: .
System assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan
atau posisi sistem (Tayibnapis. 1989: 11). Mbulu (1994/1995: 83) system assessment,berfungsi memberikan informasi mengenai keadaan atau profil
program. Program plannin, membantu pemilihan program
tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program (Tayibnapis.
1989: 11). Program implementation, yang menyiapkan
informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang
tepat seperti yang direncanakan? (Tayibnapis. 1989: 11). Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana
program bekerja, atau berjalan? Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah
hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga (Tayibnapis. 1989:
11). Mbulu (1994/1995: 83) program improvement, berfungsi memberikan informasi tentang bagaimana program tersebut
bermanfaat dan bagaimana program dapat dilaksanakan. Program certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna program(Tayibnapis. 1989:
11).
3. Model evaluasi Brinkerhoff
Model ini dikembangkan oleh Brinkerhoff dan kawan-kawan, dengan
mengemukakan tiga jenis desain yaitu (dalam Dwiyogo, 2006: 54):
1) Fixed vs Emergant evaluation design. Desain fixed ditentukan dan direncanakan secara sistematis
dan desainnya dikembangkan dengan mengacu pada tujuan program. Rencana
analisis dibuat sebelumnya dimana si pemakai akan menerima informasi seperti
yang telah ditentukan dalam tujuan. Strategi pengumpulan informasi dalam
desain ini menggunakan tes, angket, lembar wawancara.. 2) Formatif vs Summative evaluation.Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh data bagi keperluan revisi
program, sedangkan evaluasi sumatif dibuat untuk menilai kegunaan suatu
program3) Desain eksperimental dan Quasi eksperimental vs Natural inquiry. Desain eksperimental, quasi eksperimental dan natural inquiry desain merupakan hasil adopsi dari disiplin penelitian.
4. Model Evaluasi Stake
Model ini dikembangkan oleh Stake (1967), analisis proses evaluasi yang
dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan
meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk
perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan adanya
dua dasar kegiatan dalam evaluasi
ialah Descriptions dan judgement dan
membedakan adanya tiga tahap dalam program pendidikan yaitu: Antecedents (context), transaction (process), dan Outcomes (output) (Tayibnapis. 1989: 11).
Mbulu (1994/1995: 74-75): Tahap
pendahuluan (antecedents) menyangkut kondisi yang terlebih
dahulu ada sampai pada saat dilakukan instruksi yang dihubungkan dengan
hasil yang dicapai. Tahap
transaksi (transactions) menyangkut proses dilakukannya
instruksi dan hasil yang diperoleh adalah karena pengaruh dari proses
tersebut. Tahap outcomes menyangkut hasil yang dicapai
setelah program diimplementasikan serta untuk menentukan langkah kerja
selanjutnya.
A. Kelebihan Buku
1.
Buku I
Buku ini memuat bagaimana cara penyusunan karanaga ilimah, ditulis dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.
Buku 2
Buku tersebut memuat cara-cara penulisan karya ilmiah dalam hal ini adalah
skripsi. Skripsi yang memenuhi untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan
memperoleh derajat sarjana, haruslah, merupakan karya asli hasil
penelitian yang memiliki kualitas, menunjukkan kemampuan dan kemandirian
mahasiswa dalam pemecahan masalah, mempunyai nilai manfaat teori dan
praktek, ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena
itu buku tersebut dapat dijadikan pedoman dan sumber pengetahuan dalam
proses penyusunan skripsi tersebut.
3.
Buku 3
Kelebihan pada buku ini adalah pada isinya yang disamapaikan secara
sistematis dan materimateri yang disamapaikan disertai dengan pendapat ahli
B. Kelemahan Buku
1.
Buku 1
Kelemahan yang saya temukan pada buku ini yakni materi yang disampaikan terlalu luas dan materi cara-cara penulisanya tidak
disertai dengn contoh sehingga pembaca sulit untuk mengerti.
2.
Buku 2
Kelemahan yang saya temukan pada buku ini yakni masih ada
pengetikan-pengetikan kalimat yang salah baik pada tanda baca dan ejaan yang
digunakan.
3.
Buku 3
Bahasa pada buku ini terlalu luas sehingga sipembaca kurang memahami materi
yang disampaika2.2 . Jenis Karya Ilmiah.
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah.
Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta
panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya
ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
1. Karya iImiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan
terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah
berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan
dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil
intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan
paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I
Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab
IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai
persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi
mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3) .
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran,
permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode
penelitian). Bab II gambaran umum ( menceritakan keadaan di lokasi
penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian, Bab III deskripsi
data ( memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV
analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup
( kesimpulan penelitian dan saran )
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh
data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung
(observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study
kepustakaan) skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan
dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis
dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada
skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister
(S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan
tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah
master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu
penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis
tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan
analisis terinci.
Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan
tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan
menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan
tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari
penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya ilmiah Penelitian.
A, Makalah seminar.
1. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan di sampaikan dalam forum seminar.
Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan
dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau
dibicarakan dalam seminar .
2. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa
disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai
judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya
saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan
data penelitian dalam waktu yang berbeda.
3. Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya
dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa di kelompokkan sebagai
karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian
meskipun masih dalam tahap awal.
4. Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue)
dan mendapatkan nomor dari perpustakaannasional berupa ISSN(international
standard serial number).
2.3 Kerangka Penyusunan Karya
ilmiah
Kerangka karya ilmiah terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
10. BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud dantujuan,
kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11. BAB II Tinjauan Pustaka
12. BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek penelitian,
ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur
penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat dan waktu
penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14. BAB V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran
2.3.1 Prapenulisan
1. Tahapan-tahapan penulisan karya ilmiah
1. Menentukan topik atau judul
2. Menyusun karangan.
3. Menetapkan dan mengumpulkan data (primer dan sekunder).
4. Menetapkan metode pembahasan.
5. Menjadwalkan pelaksanaan
2. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah
1. Inventarisasi ide atau gagasan.
2. Memilih ide atau gagasan
3. Ubah ide menjadi topik dan judul tulisan.
4. Buat rancangan tulisan.
5. Berdasarkan kerangka tulisan, himpun sumber bacaan yang
sesuai.
6. Buat intisari-intisari sumber bacaan yang dapat berupa fakta, data
atau informasi.
7. Susun intisari-intisari ke dalam sub judul yang sesuai pada kerangka
tulisan.
8. Pengolahan data, fakta atau informasi.
9. Metode analisis dan sintesis.
3. Ciri-ciri karya ilmiah
1. Logis.
2. Sistematis.
3. Objektif.
4. Lengkap
5. Lugas.
6. Saksama.
7. Jelas.
8. Empiris.
9. Terbuka.
10. Tuntas.
4. Asas-asas karangan ilmiah
1. Kejelasan (Clarity)
2. Ketepatan (Accuracy)
3. Keringkasan (Brevity)
2.4 Penulisan
Menulis keseluruhan naskah secara konsetual, disertai kutipan dan
data yang diperlukan.
Penulisan mencakup:
A Bagian pelengkap pendahuluan
1
) Judul
2) Abstrak
3) Kata pengantar
4) Daftar isi
b. Bagian naskah utama
1) Pendahuluan
a. Latar Belakang menguraikan alasan pembahasan topik,studi pustaka sebagai
landasan, kesenjangan dengan kenyataan yang dihadapi
b. Rumusan Masalah berupa pertanyaan yang timbul sebagai
konsekuensi pembahasan pada latar belakang.Menurut kamus besar bahasa
Indonesia masalah adalah suatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan.
Selain itu masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan yang terjadi.
c. Tujuan menjelaskan upaya-upaya yang hendak dicapai.
d. Batasan Masalah menjelaskan cara menjawab masalah dan tujuan yang hendak
dicapai atau ruang lingkupyang hendak dibahas.
2) Pembahasan
Pembahasan
merupakan isi atau tubuh utama laporan yang memuat seluruh pengamatan,
percobaan, dan penelitian.
3) Penutup
Bagian
ini mengakhiri laporan penelitian yangmenguraikan kaitan antara hasil
penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian. Harus ada kolerasi antara tujuan
dan kesimpulan serta kegunaan dan saran.
4) Daftar Pustaka
Bagian
ini memuat semua sumber yang dipakai, baik yang berupa buku maupun jurnal
atau terbitan lain yang digunakan sebagai acuan.
5) Lampiran
Lampiran
pada umumnya berupa data pendukung tulisan. Dapat berupa daftar pertanyaan,
table grafik atau tulisan lain yang berbeda, tetapi masih berkaitan dengan
materi yang disajikan
2.5. Teknik Penyusunan Karya ilmiah
Kerangka Penyusunan Karya Ilmiah.
Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian.
Buku Kedua
A.
PENYELESAIAN AKHIR STUDI (SKRIPSI)
1. Pengertian Skripsi
Skripsi
adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa tulisan hasil penelitian yang
membahas suatu masalh dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu.
Skripsi
yang memenuhi untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh
derajat sarjana, haruslah, merupakan karya asli hasil penelitian yang
memiliki kualitas, menunjukkan kemampuan dan kemandirian mahasiswa dalam
pemecahan masalah, mempunyai nilai manfaat teori dan praktek, ditulis dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Tujuan Penulisan Skripsi
Mahasiswa mampu menyusun dan menulis karya ilmiah, mahasiswa mampu
memecahkan masalah secara ilmiah atas topik yang dibahas, mahasiswa mampu
melakukan penalaran logis, mampu melakukan penelitian , dan membantu
mahasiswa menyampaikan, menggunakan, mengaplikasikan ilmu dan pengetahuaan
yang diperoleh.
3. Materi Skripsi
Materi
skripsi didasarkan pada dat dan informasi yang berasal dari studi
kepustakaan. Penelitian laboratorium, dan kajian lapangan.
4. Kedudukan Skripsi dan Bobot SKS
Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi
berbeda pada proses pembelajarannya. Skripsi ditetapkan sebesar 6 SKS.
BAB II PROSEDUR PENYUSUNAN SKRIPSI
A. Pengajuan Usulan Skripsi
Mahasiswa dianjurkan untuk menyusun skripsi dengan persiapan matang dan
sedini mungkin. Proposal penlitian diajukan atas komponen-komponen
berikut:
Bagian awal:
1.
Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
2.
Halaman sampul
3.
Halaman judul
4.
Abstrak
5.
Kata pengantar
6.
Daftar Isi
7.
Daftar gambar
8.
Daftar lampiran
Bagian inti
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Pembatasan Masalah
D.
Perumusan Masalah
E.
Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian pustaka setiap variabel
B.
……………………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
C.
Populasi dan Sampel
D.
Metode Penelitian
E.
Instrumen Penelitian
F.
Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian
B.
Uji Prasyarat Anlisia
C.
Pengujian Hipotesis
BAB III BAHASA DAN TATA TULIS
A. Bahasa
Skripsi
ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku. Tata cara penulisan mengikuti
aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
B. Pengetikan
a.
Kertas dan ukuran
Skripsi diketik pada kertas berwarna putih ukuran (210 mm x 297 mm) berat
80 gram.
b.
Sampul
Sampul luar dengan karton tebal dilapis plastic berwarna biru tua, tulisan
sampul berwarna emas sedangkan dalam isi warna hitam.
c.
Spasi Pengetikan
Spasi skripsi diketik dua spasi.
d.
Batas Tepi Pengetikan Naskah
Tepi atas 4 cm , tepi bawah 3 cm, tepi kiri 4 cm, dan tepi kanan 3 cm.
e.
Pengetikan Alinea Baru
Pengetikan alinea baru pada huruf keenam atau sekitar 1,2 cm dari tepi
kiri.
f.
Penggunaan huruf
Huruf yang digunakan Times New Roman 12 pt.
3. Cara Penulisan
a. Pengutipan
1) Cara Mengutip Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis persis sama persis dengan sumber aslinya baik
mengenai bahasa maupun ejaannya. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau
lebih, diketik satu spasi, dimulai sejajar dengan awal alinea baru. Kutipan
yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks, ketik
seperti ketikan teks dengan di awali dan diakhiri dengan tanda petik rangkap
(“). Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilankan bagian tertentu
diberi titik-titik sebanyak tiga buah.
2) Cara Menulis Sumber Kutipan Langsung
Sumber Kutipan langsung ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun
terbit dan nomor halaman
Contoh: (Suharsimi, 1995:45)
3) Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah yang tidak sama persis dengan aslinya.
Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip.
4) Cara Menulis Sumber Kutipan Tidak Langsung
Sumber kutipan tidak langsung ditulis dengan menyebut nama pengarang dan
tahun terbitan.
Contoh: … (Suprian, 2001).
Menurut
Suprian (2001)…
5)
Penulisa Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka menganut sistem yang berlaku secara internasional.
Apabila terdapat nama pengarang sama tetapi judul berbeda, maka urutan kedua
tidak perlu ditulis lagi namanya tetapi diberi garis sepanjang margin pada
baris kedua.
1. Buku
Buku dengan satu pengarang
Beinstein, T. M. (1965). The careful writer: A modern guide to
English usage . New York:
Atheneum.
Buku dengan dua orang
Ace Suryadi dan Tilaar. (1994).
Analisis kebijakan pendidikan suatu pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Artikel Jurnal
Artikel dengan satu pengarang
Mukhadis. (1993). Strategi pengembangan kemampuan dosen di
FPTK IKIP Surabaya. Tekno, Edisi Oktober, pp.
69-78.
Artikel dua pengarang
Louis, K.S., Marks, H.M., & Kruse, S. (1996). Teachers’
professional community in
restructuring schools. The Amrican Educational Research Journal, 33.
New York: A Quarterely Publication.
Buku Ketiga
BAB V
THE CUSTOMER EVALUATES PROPOSAL
A. Pengertian Penelitian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu
aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yg
telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Sedangkan
menurut Rika Dwi K. (2009) Evaluasi adalah sebuah proses dimana
keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang
diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian
faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan.
Viviane dan Gilbert de Lansheere (dalam Inggit Kurniawan, 2009)
menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode
pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut
Zulharman (2007) Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis
untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu
program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu
merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah
untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai
komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak
(Edison, 2009). Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 222) penelitian evaluasi
dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan
keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang
telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian.
B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi
Michael Scriven (dalam Arikunto, 2007: 222-223) mengemukakan bahwa secara
garis besar fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua
yakni:
Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu
pendidikan masih berlangsung. Data hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk
“membentuk” (to form) dan memodifikasi program kegiatan.
Jika pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa yang negatif dan
para pengambil keputusan sudah dapat menentukan sikap tentang kegiatan yang
sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan yang mungkin akan terjadi,
dapat dicegah.
Evaluasi sumatif dilangsungkan jika program kegiatan sudah betul-betul
selesai dilaksanakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menentukan sejauh
mana sesuatu program mempunyai nilai kemanfaatan, terutama jika dibandingkan
dengan pelaksanaan program-program yang lain. Penilaian sumatif bermanfaat
datanya bagi para pendidik yang akan mengadopsi program yang dievaluasi
berkenaan dengan hasil, program atau prosedur.
Sedangkan menurut Tayipnapis (1989: 3): Evaluasi dapat mempunyai dua
kegunaan, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif,
evaluasi digunakan untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang
berjalan (program, orang, produk, dsb). Fungsi sumatif, evaluasi digunakan
untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi
hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program,
perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah
pengetahuan dan dukungan dari pihak yang terlibat.
Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak
tujuan program yang akan dievaluasi (Dwiyogo, 2006: 50). Ada dua tujuan
evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan
pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada
tiap-tiap komponen dari program.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu
1) Fungsi formatif, untuk pengumpulan data pada kegiatan yang sedang
berjalan dan digunakan untuk perbaikan, pengembangan, dan modifikasi
program.
2) Fungsi sumatif yang dilaksanakan setelah program selesasi
dilaksanakan. Digunakan untuk pertanggungjawaban program dan penentuan
sejauh mana kemanfaatan program. Penelitian evaluasi bertujuan untuk
mengevaluasi komponen-komponen program dan program secara menyeluruh.
C. Prosedur Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi adalah salah satu bentuk dari berjenis-jenis penelitian
yang dapat dilaksanakan oleh peneliti. Seperti hal penelitian-penelitian
lainnya, penelitian evaluasi juga memiliki prosedur untuk melekukannya. Akan
tetapi menurut Suharsimi Arikunto ( 2007: 298) satu hal yang paling mencolok
dalam perbedaan penelitian evaluasi dengan penelitian-penelitian lainnya
yaitu untuk mengambil keputusan maka pengambilan kesimpulan penelitian
didasarkan atas tolok ukur dan kriteria tertentu. Biasanya yang dijadikan
sebagai tolok ukur adalah sasran yang hendak dicapai melalui program yang
dilaksanakan. Tolok ukur untuk komponen-komponen program adalah kualitas
maksimal yang dikehendaki bagi setiap komponen.
D. Model-model Evaluasi
Terdapat beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman
kerja pelaksanaan evaluasi program, yaitu:
1. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang tujuannya untuk mengambil
keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan suatu program
(Fuddin, 2007). Mbulu (1995: 62) model CIPP merupakan singkatan (akronim)
dari
contect evaluation, input evaluation, process evaluation, dan product evaluation yang dikembangkan oleh Daniel
Stufflebeam dan kawan-kawannya pada tahun 1968 di Ohio State University dan
berorientasi pada pengambilan keputusan.
Context evaluation to serve planning decision. Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan
yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program (Tayibnapis,
1989: 10-11). Evaluasi konteks meliputi penggambaran latar belakang program
yang dievaluasi, memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan program,
menentukan sasaran program dan menentukan sejauh mana tawaran ini cukup
responsif terhadap kebutuhan yang sudah diidentifikasi (Edison, 2009). Mbulu
(1994/1995: 62-63) evaluasi konteks meliputi:
a) analisis masalah/kebutuhan yang berhubungan dengan lingkungan. Suatu
kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan antara kondisi yang ada
sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Apabila kebutuhan-kebutuhan
tersebut telah diidentifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah:
b) menggambarkan secara jelas dan terperinci tujuan program yang akan
memperkecil kesenjangan antara kondisi yang ada sekarang dengan kondisi yang
diharapkan. Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa evaluasi konteks adalah
evaluasi terhadap kebutuhan-kebutuhan, tujuan pemenuhan kebutuhan serta
karakteristik individu yang melaksanakan evaluasi.
2. Model Evaluasi UCLA
Tayibnapis (1989: 11) Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja evaluasi
yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai
suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat,
mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan
data yang berguna bagi pembuat keputusan dan memilih beberapa alternatif.
Alkin mengemukakan lima macam evaluasi yaitu: .
System assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan
atau posisi sistem (Tayibnapis. 1989: 11). Mbulu (1994/1995: 83) system assessment,berfungsi memberikan informasi mengenai keadaan atau profil
program. Program plannin, membantu pemilihan program
tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program (Tayibnapis.
1989: 11). Program implementation, yang menyiapkan
informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang
tepat seperti yang direncanakan? (Tayibnapis. 1989: 11). Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana
program bekerja, atau berjalan? Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah
hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga (Tayibnapis. 1989:
11). Mbulu (1994/1995: 83) program improvement, berfungsi memberikan informasi tentang bagaimana program tersebut
bermanfaat dan bagaimana program dapat dilaksanakan. Program certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna program(Tayibnapis. 1989:
11).
3. Model evaluasi Brinkerhoff
Model ini dikembangkan oleh Brinkerhoff dan kawan-kawan, dengan
mengemukakan tiga jenis desain yaitu (dalam Dwiyogo, 2006: 54):
1) Fixed vs Emergant evaluation design. Desain fixed ditentukan dan direncanakan secara sistematis
dan desainnya dikembangkan dengan mengacu pada tujuan program. Rencana
analisis dibuat sebelumnya dimana si pemakai akan menerima informasi seperti
yang telah ditentukan dalam tujuan. Strategi pengumpulan informasi dalam
desain ini menggunakan tes, angket, lembar wawancara.. 2) Formatif vs Summative evaluation.Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh data bagi keperluan revisi
program, sedangkan evaluasi sumatif dibuat untuk menilai kegunaan suatu
program3) Desain eksperimental dan Quasi eksperimental vs Natural inquiry. Desain eksperimental, quasi eksperimental dan natural inquiry desain merupakan hasil adopsi dari disiplin penelitian.
4. Model Evaluasi Stake
Model ini dikembangkan oleh Stake (1967), analisis proses evaluasi yang
dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan
meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk
perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan adanya
dua dasar kegiatan dalam evaluasi
ialah Descriptions dan judgement dan
membedakan adanya tiga tahap dalam program pendidikan yaitu: Antecedents (context), transaction (process), dan Outcomes (output) (Tayibnapis. 1989: 11).
Mbulu (1994/1995: 74-75): Tahap
pendahuluan (antecedents) menyangkut kondisi yang terlebih
dahulu ada sampai pada saat dilakukan instruksi yang dihubungkan dengan
hasil yang dicapai. Tahap
transaksi (transactions) menyangkut proses dilakukannya
instruksi dan hasil yang diperoleh adalah karena pengaruh dari proses
tersebut. Tahap outcomes menyangkut hasil yang dicapai
setelah program diimplementasikan serta untuk menentukan langkah kerja
selanjutnya.
A. Kelebihan Buku
1.
Buku I
Buku ini memuat bagaimana cara penyusunan karanaga ilimah, ditulis dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.
Buku 2
Buku tersebut memuat cara-cara penulisan karya ilmiah dalam hal ini adalah
skripsi. Skripsi yang memenuhi untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan
memperoleh derajat sarjana, haruslah, merupakan karya asli hasil
penelitian yang memiliki kualitas, menunjukkan kemampuan dan kemandirian
mahasiswa dalam pemecahan masalah, mempunyai nilai manfaat teori dan
praktek, ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena
itu buku tersebut dapat dijadikan pedoman dan sumber pengetahuan dalam
proses penyusunan skripsi tersebut.
3.
Buku 3
Kelebihan pada buku ini adalah pada isinya yang disamapaikan secara
sistematis dan materimateri yang disamapaikan disertai dengan pendapat ahli
B. Kelemahan Buku
1.
Buku 1
Kelemahan yang saya temukan pada buku ini yakni materi yang disampaikan terlalu luas dan materi cara-cara penulisanya tidak
disertai dengn contoh sehingga pembaca sulit untuk mengerti.
2.
Buku 2
Kelemahan yang saya temukan pada buku ini yakni masih ada
pengetikan-pengetikan kalimat yang salah baik pada tanda baca dan ejaan yang
digunakan.
3.
Buku 3
Bahasa pada buku ini terlalu luas sehingga sipembaca kurang memahami materi
yang disampaika
No comments:
Post a Comment