Kenaikkan kejadian suatu penyakit yang berlangsung cepat dan dalam jumlah
insidens yang di perkirakan.Contohnya : Filariasis
jenis epidemic yang di kenal:
-
Common sours(exposure) epidemics,karena adanya satu sumber penularan.
-
Propagated(progressive)epidemic,karena adanya banyak sumber penularan
akibat person to person transmission.
Fenomena Filariasis :
Filariasis merupakan salah satu penyakit yang termasuk endemis di
Indonesia.Seiring dengan terjadinya perubahan pola penyebaran penyakit di
negara-negara sedang berkembang, penyakit menular masih berperan sebagai
penyebab utama kesakitan dankematian.Salah satu penyakit menular adalah penyakit kaki gajah
(Filariasis).Penyakit ini merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan
oleh cacing filaria.Di dalam tubuh manusia cacing filaria hidup di saluran dan kelenjar
getah bening(limfe), dapat menyebabkan gejala klinis akut dan gejala
kronis.Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk. Akibat yang
ditimbulkan pada stadium lanjut (kronis) dapat menimbulkan cacat menetap
seumur hidupnya berupa pembesaran kaki (seperti kaki gajah) dan pembesaran
bagian bagian tubuh yang lain seperti lengan, kantong buah zakar, payudara
dan alat kelamin wanita.
@pasarrela #celanaboxerpriatermurah #celanaboxserpendek #celanaboxeranak ♬ suara asli - Patracom
Di
Indonesia penyakit kaki gajah pertama kali ditemukan di Jakarta pada tahun
1889. Berdasarkan rapid mapping kasus klinis kronis filariasis tahun 2000
wilayah Indonesia yang menempati ranking tertinggi kejadian filariasis
adalah Daerah Istimewa Aceh dan Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan jumlah
kasus masing-masing 1908 dan 1706 kasus kronis. Menurut Barodji dkk (1990
–1995) Wilayah Kabupaten Flores Timur merupakan daerah endemis penyakit kaki
gajah yangdisebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti dan Brugia
timori.Selanjutnya oleh Partono dkk (1972) penyakit kaki gajah ditemukan
di Sulawesi.Di Kalimantan oleh Soedomo dkk (1980) Menyusul di Sumatra oleh Suzuki
dkk (1981) Sedangkan penyebab penyakit kaki gajah yang ditemukan di
Sulawesi, Kalimantan dan Sumatra tersebut adalah dari spesies Brugia
malayi.
Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang
dulunya sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Kasus
penderita filariasis khas ditemukan di wilayah dengan iklim sub tropis dan
tropis (Abercrombie et al, 1997) seperti di Indonesia. Filariasis pertama
kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah itu tidak muncul dan
sekarang belum diketahui bagaimana perkembangannya.Filariasis tersebar luas
hampir di seluruh Propinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari hasil
survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647
Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis,
dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Upaya pemberantasan filariasis tidak
bisa dilakukan oleh pemerintah semata.Masyarakat juga harus ikut memberantas
penyakit ini secara aktif.Dengan mengetahui mekanisme penyebaran filariasis
dan upaya pencegahan, pengobatan serta rehabilitasinya.
PANDEMI
Pandemi adalah Penyakit yang berjangkit menjalar ke beberapa Negara atau
seluruh benua.Contohnya :H1N1 2009 (Flu Babi)
Fenomena Pandemi :
Virus flu A/H1N1 muncul di Meksiko pada bulan Maret, 2009 dan menyebar ke
seluruh dunia pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, jauh
lebih cepat daripada pandemi lainnya dalam sejarah. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), melewati pandemi lainnya yaitu memerlukan lebih dari
enam bulan untuk menyebar secara luas, sedangkan penyebaran virus H1N1 hanya
memerlukan waktu kurang dari enam minggu.
Sekarang penyebaran H1N1 global telah mereda di sebagian besar wilayah,
oleh karena itu, tetap harus menggunakan kesempatan ini untuk mengambil
keuntungan dan belajar dari pengalaman.
Kita juga tidak lupa bahwa wabah flu burung H5N1 di antara unggas bisa
memburuk dari waktu ke waktu menjadi pandemi pada manusia yang lebih parah
daripada pandemi H1N1.Pada tahun 2009, ada 72 kasus H5N1 pada manusia,
dengan 32kematian.Ini merupakan 44 persen tingkat kematian. Menurut data WHO, daerah di
mana kasus H5N1 manusia berkembang biak juga daerah di mana virus H1N1
menyebar. Kita perlu terus memantau situasi H5N1. Negara dapat bekerja sama
untuk mengembangkan suatu sistem yang efektif dalam pengawasan dan pelaporan
penyakit di setiap daerah yang berisiko tinggi. Hal ini khususnya penting
ketika keseluruhan kapasitas dan mutu kesehatan hewan dan pelayanan
kesehatan masyarakat tetap rendah di banyak daerah berisiko tinggi.
1.
ENDEMIK
Endemik adalah penyakit menular yang terus menerus terjadi di suatu tempat
atau prevalensi suatu penyakit yang biasanya terdapat di suatu tempat.
Fenomena
endemik:
Penyakit
yang umum terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu
populasi disebut sebagai endemik, contoh penyakit endemik adalah
DBD.
Musim penghujan, serangan penyakit demam berdarah rentan terjadi di
sejumlah daerah di Kota Pekalongan.Termasuk di Kelurahan Kandang Panjang,
Kecamatan Kota Pekalongan Utara.Warga Kandang Panjang mulai mengeluhkan indikasi demam berdarah (DB)
setelah beberapa warganya dilarikan ke rumah sakit akibat DB.
Dinas Kesehatan Kota Pekalongan hingga bulan Oktober 2013 telah mencatat
terjadi 56 kasus demam berdarah (DB).Dua di antaranya meninggal.Dwi mengatakan, ada lima titik rawan yang menjadi endemik nyamuk demam
berdarah. Lima daerah ini antara lain Kelurahan Medono, Kauman, Bendan,
Pasir Sari, dan Kandang Panjang.“Menjelang musim hujan warga agar waspada,
kubur barang-barang yang mampu menampung air,” kata dia.
Demam berdarah disebabkan karena virus yang masuk ke alirah darah melalui
vektor, antara lain gigitan nyamuk Aedes aegypty. Orang yang terkena demam
berdarah menunjukkan gejala demam tinggi, pusing dan bercak merah.Sejauh ini
belum ada obat yang spesifik melawan penyakit ini.Pasien biasanya hanya
diberi cairan tubuh untuk menghindari dehidrasi akibat demam dan
muntah.Sementara untuk obat biasanya hanya untuk menghilangkan nyeri dan
meredakan demam.
1.
SPORADIK
.Kejadian ini relative berlangsung singkat umumnya berlangsung di beberapa
tempatdan pada waktu pengamatan masing-masing kejadian tidak saling
berhubungan, misalnya dalam proses penyebarannya.
Sepanjang tahun 2010NE yang bersifat sporadik seringkali dapat terjadi pada
peternakan ayam, baik pada peternakan ayam broiler (pedaging), petelur
komersial maupun breeder, dapat terjadi bila mana tidak digunakannya
antibiotika yang berfungsi sebagai growth promoters atau
problem infeksi oleh Emeria spp. Di Indonesia kasus NE yang
dijumpai pada ayam menyebabkan naiknya angka kematian ayam dan diare.
Penyakit NE merupakan salah satu penyakit yang paling sering muncul dan
mengancam industri pedaging di seluruh dunia.Bahkan Barnes (2000) telah
melaporkan bahwa penyakit ini mempengaruhi lebih dari 40 % ternak broiler
komersil akhir-akhir ini.
Secara ilmiah penyakit NE disebabkan oleh toksin dari bakteri jenis
Clostridium perfringens yang berkembang pada usus unggas. Toksin yang
dihasilkan tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan lapisan usus sehingga
menyebabkan infeksi klinis dan subklinis akut. Sumber infeksi bisa
berasal dari kontaminasi air, pakan, kotoran, dan lingkungan. Gejala
klinis yang paling sering ditemukan adalah terjadi peningkatan kematian
unggas yang mendadak mendadak.Unggas yang terlihat sehat dapat mati dalam
hitungan jam.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit ini diantaranya
adanya kerusakan pada mukosa usus (misalnya akibat dari infeksi
parasit, koksidia, salmonella, dan E colli), gangguan imunosupresi (misalnya
akibat dari penyakit gumboro, marek, dan mycotoxin), perubahan pola
pemberian pakan yang secara tiba-tiba (dari pakan starter menjadi pakan
grower, tekstur atau komposisi pakan yang berubah), serta pemberian tipe
ransum yang tidak mudah dicerna. Faktor-faktor tersebut dapat
mengganggu mikroflora alami di usus dan dapat menciptakan lingkungan
yang nyaman bagi pertumbuhan Clostridium.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko ayam
terkena penyakit NE diantaranya dengan menjaga tingkat biosekuriti dan
higienitas yang baik di peternakan, pengendalian koksidiosis secara
optimal, dan menjaga kesehatan usus dengan memberikan produk-produk yang
dapat memodulasi mikroflora usus (prebiotik). Jangan ketinggalan
meminimalkan tingkat stres pada ayam yang dapat menyebabkan perubahan
lingkungan usus.
Sumber
:
Infovet. 2003. Necrotic Enteritis bukan penyakit baru. Infovet
Ed. 105. April 2003.
No comments:
Post a Comment