Calon presiden Anies Baswedan tak menegaskan akan mengakomodir gagasan Partai Keadilan Sejahtera
(PKS yang menolak memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan.
Kendati begitu, Anies menyampaikan bahwa memang yang dibutuhkan Indonesia
saat ini adalah pemerataan pertumbuhan. Pemerataan pertumbuhan itu salah
satu caranya melalui pembangunan di berbagai wilayah, tidak hanya satu.
"Yang dibutuhkan di Indonesia hari ini adalah pemerataan pertumbuhan. Di
mana pembangunan itu dilakukan bukan hanya di satu lokasi tapi di banyak
lokasi," kata Anies usai menghadiri acara PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok,
Jawa Barat, Minggu (26/11/2023).
Anies mengingatkan agar jangan sampai terjadi ketimpangan hanya karena
pertumbugan yang tidak merata.
"Jangan sampai kita membangun hanya di satu lokasi yang justru menimbulkan
ketimpangan baru. Ini lah visi kita dan kita semua menyiapkan susunan
programnya untuk bisa mendorong desa-desa maju, kota kecil menjadi menengah,
yang menengah menjadi besar di seluruh wilayah Indonesia," ujar Anies.
"Alokasi anggaran yang biasa disiapkan hanya untuk satu tempat kita
berpandangan memang perlu dikerjakan untuk banyak tempat," sambungnya.
Diketahui, PKS menolak pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Ibu Kota
Nusantara (IKN) di Kalimantan. Presiden PKS Ahmad Syaikhu menegaskan
pihaknya tetap ingin mempertahankan status ibu kota di Jakarta.
Gagasan ini ia sampaikan dalam sambutannya di acara Kick Off Kampanye
Nasional PKS. Terpisah, selesai acara ia menegaskan gagasannya tersebut.
"Ya memang apa yang tadi disampaikan pertama adalah terkait dengan IKN ya,
kita berharap bahwa kalau Allah takdirkan PKS menang maka kita akan
menginisiasi bahwa ibu kota negara tetap di Jakarta," tutur Syaikhu.
Sementara itu mengenai pembangunan yang kadung berjalan di IKN, Syaikhu
memastikan tidak akan menyetop. Nantinya pembangunan akan berlanjut, hanya
saja setelah selesai fungsinya akan dialihkan. Bukan lagi sebagai ibu kota,
kawasan IKN iti akan dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
"Lalu bagaimana dengan yang sekarang sudah dibangun di Kalimantan? Tetap,
di ibu kota nusantara itu akan tetap kita jadikan pusat pertumbuhan ekonomi.
Tentu kita dengan konsep green economy karena memang di sana adalah
paru-paru Indoensia dan diakui sebagai paru-paru dunia," kata Syaiku.
Jakarta Masih Layak
Syaikhu menyampaikan pandangan PKS yang melihat Jakarta saat ini masih
layak menyandang status sebagai ibu kota dari Indonesia.
Ada beberapa alasan, mengapa PKS ingin mempertahankan status Jakarta
sebagai ibu kota. Pertama adalah argumen historis.
"Bahwa DKI Jakarta tempat dimana Ir Soekarno mengumandangkan Proklamasi
Kemerdekaan di Jakarta. Sumpah pemuda dan peristiwa-peristiqa bersejarah
lainnya dilahirkan di Jakarta," kata Syaikhu.
Syaikhu mengatakan tentu aspek historis harus menjadi pertimbangan yang
sangat penting. Ia berujar nilai-nilai historis bangsa tersebut tidak
mungkin diabaikan.
Alasan kedua adalah argumen pembangunan. PKS sepakat pembangunan harus
mampu menghadirkan keadilan dan pemerataan di seluruh Indonesia. Tetapi,
ditegaskan Syaikhu, memindahkan ibu kota sebagai cara melakukan pemerataan
pembangunan itu argumen yg tidak tepat.
"Pemerataan pembangunan bukan dilakukan dengan memindahkan ibu kota tetapi
dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru berdasarkan keunggulan
daya saing masing-masing wilayah," ujarnya.
Sementara itu argumen ketiga adalah argumen keberlanjutan. Syaikhu
mengatakan pembangunan yang dijalankan harus memiliki dimensi antargenerasi,
dimensi keberlanjutan yang melestarikan lingkungan hidup dan merawat
ekologi.
"Pulau Kalimantan bukan sekadar paru-paru Indonesia tapi juga paru-paru
dunia," katanya.
copas dari
https://www.suara.com/kotaksuara/2023/11/26/160809/pks-minta-diakomodir-gagasan-tolak-ibu-kota-pindah-begini-respons-anies-baswedan
No comments:
Post a Comment