Neraca Dagang RI ke Negara BRICS Masih Defisit 1,63 Miliar Dollar AS di 2024 -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Neraca Dagang RI ke Negara BRICS Masih Defisit 1,63 Miliar Dollar AS di 2024

| 8:16 AM WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-16T01:16:09Z

brics

BRICS

 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan negara anggota blok ekonomi BRICS mengalami defisit pada 2024. Padahal tahun sebelumnya sempat surplus.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, neraca perdagangan RI dengan 5 negara anggota BRICS mengalami defisit sebesar 1,63 miliar dollar AS atau setara Rp 26,56 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.300 per dollar AS.

Namun dia tidak merincikan berapa nilai ekspor dan impor Indonesia dengan China, India, Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan pada 2024 sehingga neraca dagang menjadi defisit.

Yang jelas, kinerja neraca dagang Indonesia dengan 5 negara BRICS ini merosot dibandingkan tahun 2023 yang dapat mencatatkan surplus sebesar 9,63 miliar dollar AS.

Untuk diketahui, surplus neraca dagang dapat terjadi ketika total nilai ekspor Indonesia lebih tinggi ketimbang nilai impornya ke negara-negara tersebut.

Sedangkan defisit neraca dagang terjadi karena nilai impor Indonesia lebih tinggi ketimbang nilai ekspor ke negara-negara tersebut.

"Tahun 2024 ini neraca perdagangan Indonesia dengan 5 negara BRICS mengalami defisit sebesar 1,63 miliar dollar AS," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Kinerja Ekspor RI dengan BRICS

Amalia mengungkapkan, kinerja ekspor Indonesia dengan 5 negara BRICS itu telah berkontribusi sebesar 33,91 persen terhadap total ekspor non minyak dan gas (migas) Indonesia pada 2024.

Adapun sepanjang tahun lalu nilai ekspor non-migas Indonesia ke BRICS mencapai 84,37 miliar dollar AS atau setara Rp 1.375 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.300 per dollar AS.

Realisasi nilai ekspor non-migas itu turun 1,27 miliar dollar AS dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar 85,64 miliar dollar AS.

"Nilai ekspor non-migas Indonesia ke 5 negara BRICS sebesar 84,37 miliar dollar AS atau mencakup 33,91 persen dari total ekspor non-migas Indonesia," ucapnya.

Dia pun merincikan kinerja ekspor non-migas Indonesia ke masing-masing negara BRICS, yaitu:

1. China

Nilai ekspor non-migas RI ke China pada 2024 sebesar 60,22 miliar dollar AS atau turun 2,11 miliar dollar AS dari tahun 2023 yang mencapai 62,33 miliar dollar AS.

Kinerja ekspor ini menjadi yang terbesar di antara negara anggota BRICS lainnya. Karena meski kinerjanya turun, tapi ekspornya memberikan kontribusi sebesar 24,2 persen dari total ekspor non-migas Indonesia.

Sepanjang 2024, komoditas ekspor non-migas RI ke China meliputu besi dan baja senilai 16,07 miliar dollar AS, bahan bakar mineral senilai 13,89 miliar dollar AS, serta nikel dan barang daripadanya senilai 6,26 miliar dollar AS.

"Komoditas ekspor terbesarnya adalah besi dan baja senilai 16,07 miliar dollar AS," kata Amalia.

2. India

Nilai ekspor non-migas RI ke India pada 2024 sebesar 20,32 miliar dollar AS atau meningkat 40 juta dollar AS dari tahun 2023 yang mencapai 20,28 miliar dollar AS.

Ekspor non-migas Indonesia terbesar kedua ke 5 negara BRICS itu memberikan kontribusi sebesar 8,17 persen dari total ekspor non-migas Indonesia.

Adapun komoditas ekspor non-migas terbanyak ialah bahan bakar mineral senilai 6,98 miliar dollar AS, lemak dan minyak hewani atau nabati senilai 3,96 miliar dollar AS, serta besi dan baja senilai 1,86 miliar dollar AS.

"Komoditas utama ekspor Indonesia ke India adalah batubara dan CPO (minyak kelapa sawit)," tambahnya.

3. Brasil

Nilai ekspor non-migas RI ke Brasil pada 2024 sebesar 1,72 miliar dollar AS atau meningkat 440 juta dollar AS dari tahun 2023 yang sebesar 1,28 miliar dollar AS.

Meski tidak sebanyak China dan India, kontribusi ekspor RI ke Brasil sebesar 0,69 persen dari total ekspor non-migas Indonesia.

Komoditas ekspor non-migas ke Brasil paling banyak berupa emak dan minyak hewani atau nabati senilai 476,51 juta dollar AS.

Kemudian komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya senilai 247,87 juta dollar AS, serta kendaraan dan bagiannya senilai 186,64 juta dollar AS.

4. Rusia

Nilai ekspor non-migas RI ke Rusia pada 2024 sebesar 1,31 miliar dollar AS atau meningkat 400 juta dollar AS dari tahun 2023 yang sebesar 910 juta dollar AS.

Kontribusi ekspor RI ke Rusia sebesar 0,53 persen dari total ekspor non-migas Indonesia dengan komoditas ekspor terbanyak ialah lemak dan minyak hewan atau nabati senilai 733,9 juta dollar AS.

Kemudian diikuti dengan komoditas kakao dan olahannya senilai 140,02 juta dollar AS serta kopi, teh, dan rempah-rempah senilai 115,95 juta dollar AS.

5. Afrika Selatan

Nilai ekspor non-migas RI ke Afrika Selatan pada 2024 sebesar 780 juta dollar AS atau turun 60 juta dollar AS dari tahun 2023 yang sebesar 840 juta dollar AS.

Amalia menyatakan, ekspor non-migas ke Afrika Selatan menjadi yang paling kecil kontribusinya ke total ekspor non-migas RI yakni sebesar 0,31 persen.

"Nilai ekspor non-migas yang masih kecil adalah dengan Afrika Selatan. Sepanjang tahun 2024 total nilai ekspor non-migas Indonesia ke Afrika Selatan senilai 0,78 miliar dollar AS," tuturnya.

Adapun komoditas ekspor non-migas Indonesia ke Afrika Selatan pada periode ini, yaitu emak dan minyak hewan atau nabati senilai 316,71 juta dollar AS, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya senilai 63,94 juta dollar AS, serta kertas, karton, dan barang daripadanya senilai 61,88 juta dollar AS.

Indonesia Gabung BRICS Bakal Buka Akses Pasar Ekspor

Indonesia kini resmi menjadi anggota penuh BRICS, blok ekonomi yang berisikan negara-negara berkembang.

Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar mengatakan, masuknya Indonesia jadi anggota BRICS akan membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mendiversifikasi mitra dagang dan investasi.

Pasalnya, anggota BRICS mencakup negara-negara berkembang dengan ekonomi terbesar di dunia seperti China dan India yang saat ini pangsa pasarnya sekitar 40 persen di perekonomian global.

Dengan terbukanya akses pasar yang besar ini, Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor komoditas seperti minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), batu bara, hingga produk manufaktur.

"Ekspor CPO Indonesia ke India sekitar 20 persen dari total, dan angka ini berpotensi meningkat jika hubungan dagang diperkuat dalam kerangka BRICS," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/1/2025).

copas dari https://money.kompas.com/read/2025/01/16/073104526/neraca-dagang-ri-ke-negara-brics-masih-defisit-163-miliar-dollar-as-di-2024?page=all#page2

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update