Realitas Sosial dan Hakikat agama -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Realitas Sosial dan Hakikat agama

| 9:00 AM WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-12T10:44:49Z
Realitas Sosial dan Hakikat agama


Realitas Sosial dan Hakikat agama

Realitas Sosial dan Hakikat agama

A.    Pendahuluan

Realitas sosial dan hakikat agama berhubungan erat dengan kehidupan beragama, bermasyarakat dan pengalaman faktual yang cenderung memunculkan sikap-sikap pro dan kontra apabila tidak ditangani dengan baik dan serius askan berakibat buruk bagi masa depan bangsa Indonesia.

Maslah yang sering memunculkan berbagai masalah yang mengancam kehidupan bersama adalah mayoritas agama dan mayoritas suku. Mayoritas agama memiliki konsekuensi permasalahan cukup besar karna memiliki keinginan menjadi dasar pemahaman dalam beragama di Indonesia. Eksklusivisme agama yaitu pandangan seseorang terhadap agamanya sendiri secara sempit dan tertutup yang dapat menimbulkan pengertian bahwa agamanya sendirilah yang paling benar dan dapat menimbulkan sikap fanatisme. Apabila ditambah sikap ekspansif juga dapat menimbulkan sikap tidak hormat kepada agama lain, bahkan sesame manusia.

Realitas social dalam ber-indonesia
1.      Maslah pluralisme

Istilah pluralisme memilki arti jamak ,maslah terbesar dalam kehidupan beragama adalah terutama ditandai adanya pluralism.

Pluralism (khususnys dalam bidang agama) adalah paham yang mengakui atau menerima bahwa semua agam pada dasarnya sama ( dapat saling melengkapi) karena berasal dari sumber yang sama dan tidak ada agama yang bersifat universal. Dan bahwa keselamatan bukanlah monopoli agama tertentu, melainkan suatu yang bersifat universal.

Pluralism terjadi karena setiap komunitas telah mengalami proses emansipasi sedemikian rupa sehingga cenderung tampil bersama secara setara.

Kepercayaan adlah bentuk dari pikiran, sedangkan ritus adalah kepercayaan kepada hal-hal yang dianggap suci atau sakral dan merupakan tindakan yang nyata dalam kaitanna dengan hal-hal yang saklal pula(dbk.hotman M.Siahaan,1986:156).


2.      Masalah  Mayoritas dan Minoritas

Sebetulnya mayoritas ini bukanlah mayoritas biasa,melainkan mayoritas besar yang berada diantara minoritas-minoritas. Golongan minoritas cenderung enggan terhadap mayoritas juga menjadi penentu nasib minoritas.

Mayoritas yang ada di Indonesia antara lain meliputi mayoritas suku,mayoritas agama, mayoritas gander, dan mayoritas ekonomi. Dalam masalah mayoritas dan minoritas  hal yang terpenting adalah bagaimana mengelola atau menanganinya dengan baik sehingga masalah itu berubah menjadi potensi atau kekuatan bersama yang hebat dan bermanfaat bagi kesatuan bersama yang hebat dan bermanfaat bagi kesatuan dan persatuan dalam Negara kesatuan republik Indonesia. 


3.      Bangsa Indonesia dalam perkembangan agama- agama besar yakni ada islam, Kristen (katolik,protestan,ortodok), hindu, budha, konhucu, agama berperan besar dalam rangka pembangunan nasional sebagai factor motivatif, kreatif, inovatif, intregratif, suinimatif(penghayatan, dan sumber inspirasi sosiobudaya Indonesia. Maslah akan timbul apabila satu agama dijadikan dasar kehidupan social. Keberadaan dan kedudukan agama lain akan tersingkir, atau bahkan ditiadakan sama sekali. Masalah agama memang sensitive dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keslah fahaman antar dan inter agama bisa saja timbul walaupun dalam amandemen uud’45 telah tercakup hak asasi manusia.

B.     Hakikat Agama


1.      Pengertian dan Penjelasan Umum
Agama sangat mempengaruhi pola hidup manusia, mengarahkan manusia, dan member warna hidup manusia dalam berbudayasecara universal. Hubungan kodrati dengan sesame antar manusia sebagai personal dan yang mutlak, ke-Tuhanan merupakan dasar yang kuat untuk  menjamin hubungan antar sesana dalam masyarakat. Namun apabila kita memepelajari agama, ternyata agama itu sangat kompleks.

a.       Agama Lapis Atas

Agama yang dinyatakan revealed religion (agama wahyu). Dalam bahasa ibrani dikenal istilah syamayim artinya  atas, langit, surge, tinggi. Dari istilah ini yang dihubungkan pewahyuan tuhan kepada manusia sehingga manusia sehinggga manusia menerima dan menanggapi atau merespone ,timbullah sistem penyembahan dan peribadahan.


b.      Agama Lapis Bawah

Disebut agam lapis bawah  bukan karena posisinya berada di bawah agama lapis atas , atau bahkan menyangkut kualitas, Sebutan agama lapis bawah ini didasarkan pada penghayatan adanya Yang Maha kuasa melalui ciptaan yang ada, yakni segala makhluk dialam raya.

2.      Pengertian yang Berhubungan dengan Istilah
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus lebih dulu meninjau dengan pendekatan dari segi bahasa , khususnya dalam teknik pembentukan istilah dan teknik batasan istilah yang disebut pengertian etimologi dan terminology teknik.

a.       Bahasa sansekerta

Pertama agama berasal dari istilah gama yang berarti jalan atau tindakan keberangkatan, kedua, agama berarti ilmu pengetahuan atau pelajaran atau norma atau hokum , jadi agam adalah suatu jalan atau tindakan praktis yang berkaitan dengan ajaran suatu pengetahuan atau ilmu (orang jawa menyebutnya ngelmu kasepuhan yakni suatu ilmu khusus yang diperuntukkan bagi orang-orang yang yang lanjut usia dan dianggap sebagai agemaning nyawa atau pakaian jiwa).

b.      Bahas Latin

Dalam bahasa latin dikenal istilah religo (mengikat, menambatkan, menjalin, menganyam) dan berhubungan dengan hati nurani atau batin. Persaan, dan keyakinan) jadi agama adalah seseorang yang dengan sadar mengingatkan atau menyangkutkan dirinya dengan Yang Maha kuasa.

c.       Bahasa Arab

Dalam bahasa arab dikenal istilah shirat yang berarti jalan yang lurus , artinya agama adalah jalan untuk kehidupan manusia. Jalan kecil tapi lurus artinya sulit untuk dilalui dan harus dilewati perseorangan, tetapi benar.

3.      Asal – usul Agama dan Pengertian yang Berhubungan dengan Gejala atau Fenomena

Agama merupakan sesuatu yang sangat memengaruhi pola hidup manusia, misalnya system symbol yang didalamnya terdapat pengungkapan iman kepercayaan. Setiap simbol itu lain artinya dalam agama yang lain. Agama muncul dari bentuk pra-animisme (magisme dan fetisisme kepercayaan tentang hantu) yang kemudian muncul animisme. Tahap terakhir adalah religi atau agama. Memang tidak dapat disangkal bahwa pada stadium yang pertama, timbulnya agama disebut dengan politeisme. Dalam teori klasik tentang munculnya agama, ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya, antara lain :

a.       E.B. Tylor

Mengemukakan teori animism yaitu kepercayaan akan adanya makhluk halus atau roh-roh (roh leluhur) yang mendiami alam semesta ini merupakan bentuk awal agama.

b.      R.R. Marret

Mengemukakan teori dinamisme merupakan agama tertua , sedangkan pangkal kelakuan manusia adalah perasan rendah diri atau takut pada gejala fenomena dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menyimpang dari semestinya atau peristiwa luar biasa.

c.       W. Schmidt

Mengemukakan teori monoteisme dan agama tertua adalah pra-animisme, namun dalam struktur kepercayaan  pra-animisme ada kepercayaan kepada satu oknum atau zat tertinggi.

d.      John Calvin dan Agustinus

Mereka mengemukakan bahwa agama adalah semen religionis artinya dalam diri setiap manusia terdapat perasaan ingin berhubungan dengan yang maha kuasa sehingga cenderung selalu mencari tuhan. Atau juga disebut sensus divinitalis artinya diri manusia terdapat perasaan yang suci untuk mengenal yang Maha kuasa.

Agama sesuai dengan pengertian gejala (fenomena) menurut beberapa ahli tergabung dalam teori psikologis dan tteori sosiologis.

a.       Teori Psikologis

i.                    Max Muller

Ia mengatakan bahwa manusia selalu mempunyai intuisi tentang tuhan, ide tentang invinitif (tak terbatas) yang didapat dari pengalaman indrawi.

ii.                  Herbert Spencer
Ia mengemukakan teori dualisme, bahwa asal usul agama harus dicari dalam kepercayaan terhadap jiwa atau roh. Argument Herbert bersifat spekulatif a-priori atau suatu praduga yang spekulatif.

iii.                Andrew Lang

Ia mengatakan bahwa dewa bukan perkembangan dari roh atau spirit seperti yang dikemukakan dalam teori animism. Lang mengemukakan teori evolusi yang sudah dimodifikasi, bahwa orang primitive memang sudah puny aide tentang tuhan yang bersifat kebapakan.

iv.                Vernest Crawley

Ia mengikuti teori tylor, khususnya tentang konssep roh atau spirit yang timbul dari konsep “nyawa” yang kemudian menjadi tuhan. Namun crawley kemudian tidak setuju dengan tylor yang mengemukakan asal usul ide nyawa yang dualistis yakni nyawa atau roh.

4.      Definisi Agama

Agama menurut Hans Kung bersifat konkretyang selalu berkaitan dengan menjadinya manusia , agama bermula secara manusiawi, sifat konkret agama mununjuk pada segi religiolitas seseorang terhadap konsep teknis dan abstrak. Agama bukan menyangkut hal-hal yang teoritik, melainkan penghayatan atas hidup, sikap hidup, pendekatan terhadap hidup, cara hidup, menyangkut relasi dan perjumpaan kepada yang maha kudus (ST.Sunardi dalam Abdurrahman Wahid,et.all. 1994: 60 – 62)

Ada juga definisi agama menurut para ahli yang sangat ekstrem sebagai berikut :

a.       Agama adalah kepercayaan kepada makluk rohani (Tylor)

b.      Agama adlah pendamaian (propation) atau keselarasan kekuasaan diatas manusia yang dipercayai dalam menguasai perjalan hidup manusia (frazer)

c.       Agama adalah kesadaran tentang segala sesuatu sebagai wujud kekuasan yang mengatasi dunia dan pengetahuan manusia (Spencer)

d.      Agama adalah satu kesatuan sitem kepercayaan dan tingkah laku yang berhubungan dengan hal-hal yang dianggap kramat atau suci, yakni hsl- hal yang tabu dalam kehidupan sehari-hari dan penganutnya terikat pada satu paguyuban hidup (Durkheim)

e.       Agama adalah perasaan, tindakan-tindakan, pengalan-pengalaman pribadi dalam kesunyian sehingga orang mengerti dirinya sendiri dalam relasinya dengan apapun yang dianggap sebagai ilahi (James).

f.       Agama adalah suatu godaan penyakit syaraf (Freud)

g.      Agama adalah candu masyarakat (Marx)

h.      Agama adalah pengalaman tentang sesuatu yang kudus (Otto)

i.        Agama adalah seperangkat bentuk dan tindakan yang menghubungkan manusia dengan keadaan akhir kehidupan nya (bellah)

Teori Sosiologis

Teori ini memakai pendekatan pragmatis yang dikemukakan oleh Carveth Read yang mengatakan bahwa magi dan agama dalam hal memelihara ketertiban, pemerintahan dan afat itu salah, tetapi seleksi alam memberikan tempat. Teori sosiologis mengatakan bahwa agama bermanfaat dalam hal peran yang dilakukannya untuk memeperkuat ikatan dan kelestarian masyarakat.

Sifat dan Manfaat Agama

Emille Durkeim mengatakan bahwa agama adalah fakta social yang objektif dan merupakan fenomena otonomi. Objektivitas ini meliputi  tiga karakter, pertama agama mempunyai sifat pewarisan, kedua dalam masyarakat tertutup agama bersifat umum, kolektif, member sifat objektif terhadap individu dan melampaui pengalaman psikis, ketiga agama merupakan kewajiban meskipun tidak ada paksaan.


Sedangkan George Simmel mengemukakan teori tentang sifat dan maknawi suatu agama terdapat dua aspek penting, pertama agam merupakan masalah hubungan, kedua dalam membentuk hubungan, manusia cenderung membuat model hubungan dengan tuhan, dewa-dewa, dengan kekuatan adikodrati atau konsepsi lain tentang hal diluar jangkauan, tentang hubungan social yang ada di masyarakat yang mengungkapkan sikap dan perasaan yang telah ada dalam hubungan sehari-hari

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update