Kehidupan seorang janda miskin dan anak perempuan bernama Darmi. Ibu dan
anak gadisnya ini hidup di sebuah bukit jauh dari pedesaan. Darmi berparas
sangat cantik, hingga membuat semua orang terpesona melihatnya. Darmi selalu
membanggakan kecantikannya.
Siapa menyangka, di balik kecantikan wajahnya, Darmi mempunyai sifat
bertolak belakang. Sifatnya tidak secantik parasnya. Gadis ini sangat malas
dan tidak pernah membantu ibunya.
Kesibukannya setiap hari hanya bersolek. Tidak pernah mau membantu bekerja
di sawah maupun menyelesaikan pekerjaan rumah. Sang ibu hanya bisa sabar dan
terus bersabar. Sebagai ibu, wanita ini tak berhenti memberi nasihat demi
nasihat. Darmi keras kepala, tak mau mendengar nasihat baik ibunya.
Untaian doa setiap hari dipanjatkan sang ibu untuk anaknya yang bersifat
kurang baik. Hanya doa yang bisa dipanjatkan untuk menghadapi anak gadisnya.
Setiap nasihat dan perkataannya, tidak bisa didengar.
Mengutip museumnusantara.com, suatu hari Darmi meminta ibunya untuk
dibelikan alat kecantikannya yang habis. Ibu tak tahu alat kecantikan
seperti apa yang Darmi maksud. Akhirnya ia mengajak Darmi untuk ikut ke
pasar bersama-sama.
Darmi sempat menolak tak mau ke pasar dengan alasan ia tidak mau kulitnya
menjadi hitam karena kepanasan. Tetapi dengan terpaksa Darmi pun mau ikut
dan mengajukan syarat. Syaratnya yaitu ibunya harus berjalan di belakang
Darmi, ia tak mau orang lain melihat ibu dan Darmi berjalan beriringan.
Karena rumah mereka yang jauh, ibu dan anaknya ini harus berjalan jauh
untuk sampai ke pasar. Darmi berjalan di depan ibunya dengan mengenakan
pakaian yang sangat bagus. Sedangkan ibunya berjalan di belakang Darmi
dengan pakaian lusuh dan kotor. Saat memasuki desa, semua orang yang melihat
Darmi langsung terpesona. Banyak pemuda desa yang mengaguminya
Penduduk desa dibuat heran dengan orang di belakang Darmi. Salah satu dari
mereka pun bertanya siapa orang yang berjalan di belakang Darmi. Dengan
sombongnya, Darmi berkata bahwa ibunya adalah seorang pembantu. Setiap orang
yang bertanya, Darmi akan menjawab bahwa orang yang di belakangnya itu
adalah pembantunya. Sang ibu hanya bisa menahan diri dan menangis dalam
hati.
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang di sepanjang
jalannya yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya seperti itu.
Ibunya diperlakukan sebagai pembantu ataupun budaknya.
Pada awalnya mendengar jawaban putrinya yang durhaka apabila ditanya orang,
si ibu masih bisa menahan diri. Tetapi setelah berulang kali didengarnya
jawabannya masih tetap sama dan yang sangat menyakitkan hati, pada akhirnya
si ibu yang malang itu tak bisa menahan diri lalu ia berdoa.
“Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba
dengan teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, Tuhan hukumlah
anakku yang durhaka ini ! Hukumlah dia….”
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, tak lama setelah ibu berdoa, langit
menjadi mendung, petir datang dan mulai turun hujan. Perlahan-lahan tubuh
Darmi mulai membatu. Dimulai dari kaki yang tidak bisa digerakkan lalu
seluruh tubuhnya yang berubah menjadi batu.
Darmi menangis ketakutan dan memohon ampun pada ibunya. Ibu tidak dapat
berbuat apa apa lagi. Hukuman untuk Darmi tidak bisa dibatalkan lagi. Darmi
menangis dan menyesali perbuatannya. Saat kepala Darmi belum menjadi batu,
ibunya melihat Darmi menitikkan air mata. Semua orang di sana menyaksikan
peristiwa tersebut.
Penduduk setempat percaya, bahwa cerita legenda batu menangis benar benar
terjadi. Pesan moral yang bisa dipetik adalah kita harus berbakti kepada
orang tua. Kita harus taat dan patuh terhadap perintah orang tua. Karena
murka orang tua adalah murka Tuhan juga.
Legenda batu menangis dipercaya sebagai kutukan berupa batu dan menyerupai
orang yang sedang menangis. Sampai saat ini, batu menangis masih ada di
Kalimantan Barat.
Untuk diketahui, lokasi Batu Menangis ini di Pulau Kalimantan dan
berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur. Provinsi ini memiliki
ratusan sungai besar dan kecil, sehingga dijuluki sebagai wilayah “Seribu
Sungai”. Menurut cerita, di sebuah daerah di provinsi ini ada seorang gadis
cantik yang menjelma menjadi batu.
No comments:
Post a Comment