Fakta orang-orang Arab kini mulai banyak gabung jadi tentara di
pasukan militer Israel diduga sebagai taktik pecah belah.
Politikus Arab di Israel menduga pendaftaran warga Arab sebagai pasukan
Israel bermotif politik. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diduga bermaksud
untuk memecah belah warga Arab di Israel.
Anggota Knesset Arab-Israel, Hanin Zoabie, mengklaim bahwa Israel
berusaha mengincar orang-orang yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan
untuk menjadi tentara.
"Sembilan puluh persen orang Arab yang bertugas di tentara Israel tidak
memiliki kesetaraan dengan orang Israel. Israel tidak membutuhkan mereka
untuk melindungi keamanannya, ini adalah masalah politik, yang pertama
adalah perpecahan dan pemerintahan." ungkap Zoabie.
Ia mengatakan selama ini masyarakat dunia mungkin salah paham terkait
tentara Israel sebenarnya. Kebanyakan orang percaya bahwa pasukan
pertahanan ini didominasi oleh warga Yahudi.
Organisasi Haganah, Palmach, Lehi dan Irgun memang menjadi kelompok
bersenjata yang awalnya ada saat kemerdekaan Israel. Perdana Menteri
pertama Israel David Ben-Gurion memutuskan untuk menyatukan angkatan
tunggal dengan pembentukan IDF pada 26 Mei 1948, dilansir dari Al
Majalla.
Namun, IDF berkembang tidak hanya mewakili warga Yahudi saja. Saat ini,
IDF mewakili seluruh bangsa, yaitu Yahudi Israel, Druze, Muslim, Arab,
Badui dan Kristen semuanya bersaudara.
Suku Druze, kelompok minoritas berbahasa Arab, menjadi pendaftar tertinggi IDF di Israel karena "Perjanjian Darah" pada 1956. Lebih dari 80 persen pria Druze mendaftarkan diri sebagai tentara IDF.
Suku Druze banyak gabung IDF
Suku Druze ditetapkan oleh pemerintah Israel sebagai komunitas etnis yang
terpisah dari Muslim Palestina dan Kristen yang ada di Israel. Sedangkan,
warga negara Arab yang ada di Israel disebut orang Arab Israel.
Mereka adalah keturunan 160.000 warga Palestina yang tetap tinggal saat
dideklarasikan kemerdekaan Israel 1948.
Orang Arab memenuhi seperlima populasi non-Yahudi di Israel. Hukum Israel
tidak memaksa orang Arab Muslim, Kristen, atau Badui untuk mendaftarkan
diri sebagai pasukan IDF.
Namun, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, jumlah pria dan wanita
Arab Israel yang mendaftar ke IDF meningkat drastis.
"Merupakan suatu kehormatan, memegang senapan serbu di satu tangan dan
Alquran di tangan lainnya, untuk membela tanah air saya, Israel" kata
Sersan Emad, pemuda Arab Israel.
Ashraf Ashkar, seorang Arab Israel 35 tahun, juga mengatakan bahwa
teman-temannya bertugas dalam IDF di wilayah yang mendapat serangan Hamas
7 Oktober lalu.
"Saya berbicara dengan mereka sepanjang waktu, saya punya teman, seorang
Arab, yang bergabung dengan cadangan minggu lalu," ungkap Ashkar, dikutip
dari CNN.
Presiden Israel Izaac Herzog mengungkapkan kebanggaan dan rasa salut bagi
mereka yang mau mendaftar sebagai pasukan IDF.
Sebagian dari orang Arab Israel merasa memiliki dan setia terhadap Israel
yang menjadi pendorong mereka bergabung dengan IDF.
"Karena ini adalah tanah air saya, saya adalah bagian dari negara ini dan saya ingin berkontribusi." ungkap Sersan Sami Heib, pria 20 tahun. "Fakta bahwa saya berasal dari kelompok minoritas mungkin menjadi alasan mengapa IDF memperlakukan saya lebih istimewa, karena mereka ingin saya merasa diterima di sini," imbuhnya.
Sejumlah perwira Arab Israel juga menerima penghargaan 'Pujian Pelayanan Terbaik' pada Upacara Hari Kemerdekaan' tahun lalu.
"Saya dibesarkan dengan nilai-nilai Islam, dan nilai-nilai itu mengajarkan
saya bahwa kesetiaan terhadap tanah air adalah sesuatu yang sakral dan
merupakan suatu kewajiban. Inilah sebabnya saya membawa senjata saya untuk
membela Israel." kata Perwira Anas Safedi.
Persuasi IDF rekrut orang-orang Arab
IDF disebut sangat ahli untuk menjalankan strategi perekrutan anggotanya. Salah satu misi IDF adalah merekrut sebanyak mungkin warga Arab Israel.
Pamdemi Covid-19 memainkan peran penting untuk IDF menarik hati
masyarakat Arab di Israel.
"Selama pandemi, tentara IDF dikerahkan untuk mengantarkan makanan dan
obat-obatan kepada orang lanjut usia dan orang sakit. Mereka mengambil
bagian dalam kampanye kesadaran akan virus corona dan kemudian membantu
mendirikan pusat vaksin dan sebagainya. Upaya IDF sangat dihargai oleh
warga Muslim yang tinggal di desa dan kota tersebut. Bisa dibilang faktor
ketakutan telah hilang, karena masyarakat dapat melihat dengan mata kepala
sendiri betapa tanpa lelahnya IDF bekerja untuk menjaga seluruh penduduk
Israel." ungkap pejabat senior IDF.
"Zaman telah berubah, generasi muda Arab Israel lebih sadar akan apa itu
IDF dan apa yang dapat ditawarkan kepada mereka dalam hal peluang karir di
angkatan bersenjata atau pendidikan lebih lanjut pasca-tentara. kehidupan.
Masyarakat ingin bergabung dengan tentara untuk memperbaiki keadaan mereka
dan pada saat yang sama mereka ingin berkontribusi dan memperkuat keamanan
negara mereka, Israel." kata pejabat senior IDF dari Direktorat
Ketenagakerjaan.
IDF terus melakukan upaya penjaringan pasukan besar-besaran dengan
menyebarkan undangan ke para pemuda Muslim di Israel melalui berbagai sarana
media sosial.
copas dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20231201185031-120-1031760/orang-arab-mulai-gabung-pasukan-israel-diduga-taktik-pecah-belah/2
No comments:
Post a Comment