Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyebutkan salah satu
penyebab realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) belum terealisasi secara
maksimal atau baru menyentuh 84,28 persen lantaran skema penyaluran yang
kurang efektif.
“Saya kira waktunya KUR dievaluasi karena kurang efektif,” kata MenKopUKM
Teten saat Diskusi Refleksi 2023 dan Outlook 2024 Kementerian Koperasi dan
UKM di Gedung Smesco Jakarta, Kamis.
Teten mengemukakan skema penyaluran KUR menggunakan agunan sebagai jaminan
tidak lagi tepat karena pelaku UKM terutama skala mikro dan kecil tidak
mempunyai agunan yang cukup.
Hal itu dinilainya menjadi penghalang bagi UMKM untuk mengakses KUR.
Padahal, ekonomi Indonesia didominasi oleh UMKM dengan penyediaan lapangan
kerja hingga 97 persen.
“Tapi pembiayaan perbankan lebih banyak pada korporasi. (UMKM) ada 21
persen sekarang dan ini tidak ada yang menganggap masalah,” ucapnya.
Teten pun membandingkan penyaluran kredit perbankan kepada UMKM di
negara-negara lain, seperti Korea Selatan yang porsi untuk UMKM mencapai 80
persen. Begitu juga dengan Jepang dan India yang sudah di atas 60 persen.
Salah satu mekanisme penyaluran pembiayaan yang efektif menurutnya adalah
skema credit scoring di mana perbankan memanfaatkan
aplikasi untuk membantu melakukan scoring atau
pemeringkatan.
Skema credit scoring, lanjutnya, telah diterapkan di 145
negara. Skema tanpa menggunakan agunan pun juga telah digunakan oleh
teknologi finansial atau fintech yang menggunakan teknologi
untuk mengetahui persis kriteria calon nasabah yang akan diberikan
pembiayaan.
Fintech bahkan mampu memberikan pinjaman hingga Rp2 miliar kepada UMKM
tanpa agunan dan pinjaman hingga Rp10 miliar bagi UMKM yang telah terhubung
dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang (LKPP)
“Kami menawarkan mestinya
pakai credit scoring dan perbankan tidak harus
investasi lagi. Sudah banyak perusahaan swasta, aplikasi yang bisa membantu
perbankan melakukan scoring atau pemeringkatan,”
ucapnya.
Adapun hingga 21 Desember 2023, realisasi KUR mencapai Rp250,3 triliun atau
84,28 persen dari target yang ditetapkan.
KUR tersebut diberikan kepada 4,48 juta debitur dengan 42,39 persen di
antaranya adalah debitur dengan usaha di sektor perdagangan besar dan
eceran.
Copas dari https://www.antaranews.com/berita/3882021/realisasi-kur-8428-persen-menkopukm-sebut-skema-kur-kurang-efektif?utm_source=antaranews&utm_medium=desktop&utm_campaign=editor_picks
No comments:
Post a Comment