Jalur Gaza menghadapi beberapa pertempuran paling mematikan dalam perang.
Israel terus memperluas serangannya hanya beberapa hari setelah Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan lebih banyak bantuan dan
langkah-langkah mendesak untuk gencatan senjata yang berkelanjutan.
Bulan Sabit Merah Palestina mempublikasikan rekaman dari rumah sakit
al-Aqsa Martyrs, di Deir al-Balah, yang menunjukkan anak-anak yang linglung
dan berlumuran darah yang tertutup debu reruntuhan. Ada juga puluhan kantong
mayat berwarna putih.
Di lokasi serangan di Maghazi, orang-orang berteriak dan berteriak dalam
kegelapan ketika mereka mencoba menggali korban yang selamat dari reruntuhan
bangunan.
"Kami semua menjadi sasaran," kata Ahmad Turkomani, yang kehilangan
beberapa anggota keluarganya, termasuk anak perempuan dan cucunya, kepada
Associated Press. "Tidak ada tempat yang aman di Gaza."
Militer Israel mengatakan bahwa mereka sedang meninjau insiden Maghazi.
Korban terbaru ini terjadi setelah pengumuman sebelumnya pada Minggu dari
kementerian kesehatan Gaza bahwa serangan udara Israel telah menewaskan 166
orang Palestina dalam 24 jam, salah satu hari paling mematikan dalam konflik
yang telah berlangsung selama 12 minggu ini.
Lebih dari 20.400 warga Palestina telah terbunuh sejak Israel mengumumkan
perang sebagai tanggapan atas serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7
Oktober, di mana kelompok Palestina tersebut menewaskan 1.140 orang dan
menyandera 240 orang lainnya.
copas dari https://www.kompas.com/global/read/2023/12/26/153815470/serangan-udara-israel-di-malam-natal-menewaskan-lebih-dari-100-orang
No comments:
Post a Comment