Kata Mesias di ambil dari Bahasa Aram mesyiha, yaitu dialek dari bahasa
Ibrani masyiah,
yang berarti
yang di urapi.
Kata Aram
mesyiah sama
dengan bahsa
Ibrani hamasyiah, yang
dua-duanya di terjemahkan dalam septuaginta dengan ho khristos. Pada
awalnya kata ini
menunjuk pada raja
yang sedang berkuasa di
kerajaan Israel Raya,
terutama yang berasal dari dinasti Daud. Pada saat sekarang ini pengertian Mesias sudah
baku, bahwa Yesus Kristus “Mesias” yang telah datang ke dunia untuk
menyelamatkan manusia
dari segala
dosa, supaya
dapat memperoleh
hidup yang
kekal pada
saat kedatangan-Nya yang
kedua kali. Itulah pemahaman
Mesias yang sekarang, yaitu setelah
Yesus Kristus datang, mati di kayu salib, di kuburkan dan naik kesurga,
seperti yang telah di
saksikan oleh
para murid-murid-Nya
dalam Perjanjian
Baru.
Yesus sendiri
menyembunyikan atau
merahasiakan diri-Nya
sebagai Mesias
supaya roh-roh jahat tidak
mengenal akan keberadaan yang sebenarnya
(Markus 1:24) dan Yesus
merahasiakan kebenaran diri-Nya kepada orang banyak yang mengikut
atau mendengar
Dia (Markus
4:12). Larangan-larangan untuk
merahasiakan mungkin
merupakan tindakan
pencegahan dari
Yesus sendiri,
meskipun hal
itu tidak
selalu berhasil,
untuk secara
tidak langsung
menyatakan bahwa
Dia adalah
Mesias yang
Pengertian Nabi
Ada berbagai tafsiran yang berbeda tentang kata nabi. Beberapa ahli
mengatakan bahwa
Abraham adalah
seorang nabi
di karenakan
dia berdoa
kepada Allah
untuk Abimelekh. Namun
Abraham tidak dianggap nabi seperti nabi Samuel, Elia, Yesaya dan
Yeremia. Tetapi secara umum dalam Perjanjian Lama menggunakan istilah
nabi untuk menyebut
orang yang
berbicara atas
nama Tuhan
kepada Jemaat.
Kata nabi
juga di
gunakan untuk juru bicara bagi orang lain. Ungkapan umum tentang nabi
adalah orang yang berbicara
kepada Allah, hamba Allah, dan orang yang berdoa kepada Allah.8 Tradisi Yahudi
dan Kristen
Memiliki pandangan
yang hampir
sama tentang
nabi.
Menurut kedua
tradisi, nabi
merupakan pemimpin umat yang
di panggil
oleh Allah
untuk memperingati
umat Allah
supay tidak
menyimpang dari
pada perintah-
perintah Allah.
Gereja Katolik
memahami tantang
nabi adalah
sebagai orang
yang meramalkan apa yang
akan terjadi pada masa yang jauh ke depan. 9 Berdasarkan definisi nabi
tersebut, kita dapat memahami beberapa hal, yang pertama nabi adalah
pemimpin umat yang di
panggil Allah untuk memimpin umat pada keselamatan. Yang kedua,
untuk memperoleh
keselamatan itu umat Tuhan harus percaya dan menaati
perintah-perintah Allah.
Kata nabi dalam tradisi Kristen di yakini berasal dari bahasa Ibarani yaitu navi yang memiliki arti orang yang mewartakan pesan yang diterimanya dari Roh Illahi. Seorang nabi terutama dalam Perjanjian Lama disebut dengan mulut Yahweh karena mengumumkan pesan kepada manusia apa yang telah di beritahukan oleh Tuhan. Kata nabi ini juga sering di katakan sebagai mengangkat, menunjuk, dan memanggil. Jadi nabi adalah orang yang di panggil Tuhan dan di utus Tuhan dalam pekerjaan atau tugas tertentu. Menurut KBBI, nabi adalah orang yang menjadi pilihan Allah untuk menerima Wahyu-Nya. Nabi merupakan orang yang berbicara atas nama Tuhan dengan keterlibatan perasaan yang kuat. Jadi seorang nabi memiliki Tugas untuk menerima pesan Tuhan melalui Wahyu dan menyamp aikan pesan itu kepada manusia.
Nabi adalah sebagi juru bicara Tuhan, yang berfungsi untuk memperteguh
atau mempertahankan
umat Allah dalam
kepercayaan atau
keyakinan sejati
kepada Tuhan
yang telah
mengikat perjanjian-Nya
kepada umat
pilihan-Nya. Pada
saat umat
Israel menyimpang dari pada
perjanjian menjadi tidak setia
maka nabi tampil menjadi juru
bicara Tuhan untuk
menegur, menasehati,
dan mengecam bangsa
Israel umat beserta pemimpinnya. Para nabi mengancam atau memberi hukuman berat kepada umat
yang berdosa atas nama Allah
sendiri atau atas perintah Allah sendiri. Di saat para umat merasa
putus asa
dan hampir
kehilangan kepercayaan
dan pengaharapan
kepada Allah,
para nabilah yang terus
memperingatkan bahwa Tuhan tetap setia. Para nabi juga selain itu,
mereka kadang-kadang berbicara tentang masa depan atau apa yang akan
terjadi di masa yang
akan datang.
Tetapi dalam
konteks nubuatan
tentang Mesias,
nabi juga
mengungkapkan atau
menyatakan tentang kedatang seorang raja
yang menyelamatkan dan akan
datang sebagai pengharapan bagi
orang Israel. Para nabi yakin bahwa Allah
tidak pernah
meninggalkan orang
yang di
pilih-Nya dan
percaya kepada-Nya.
Nubuat tentang Mesias
Kedatangan Mesias yang telah di nubuatkan oleh para nabi sering kali di
kaitkan dengan penderitaan
yang telah di alami oleh bangsa Israel. Bangsa Israel mengharapkan
kedatangan Mesias sebagai raja yang akan memberikan keselamatan bagi
mereka baik dalam kelimpahan
dalam materi maupun hubungan yang mesrah dengan Allah. Disaat
bangsa Israel
hidup di
dalam dosa,
Allah menghukum
mereka dengan
cara Tuhan
memperalat bangsa-bangsa lain untuk menindas dan menjarat harta benda
serta apapun yang mereka
miliki. Maka Tuhan mengutus para nabi untuk mengingatkan mereka untuk
benar-benar bertobat sehingga
pemulihan di berikan. Jadi janji pemulihan inilah yang
berkaitan dengan
kedatangan Mesias
yang di
utus oleh
Tuhan untuk
membebaskan mereka. Inilah
inti Firman Allah yang disampaikan oleh para nabi kepada bangsa
Israel. Dan yang mendasari
para nabi bernubuat tentang kedatangan Mesias yaitu nubuatan yang
terdapat di dalam Kej. 49:10 dan 2 Samuel 7:10-15, dalam ayat inilah
sering disebut sebagai
perjanjian Allah dengan
Daud.
Nabi Yesaya
Nubuat nabi Yesaya tentang Mesias terdapat di dalam Yesaya 7:10-17,
tentang “kelahiran Imanuel”,
Yeremia 9:1-6, tentang
“kelahiran Raja Damai”, dan
Yesaya 11:1- 5, tentang
“Tunas Adil yang keluar dari tunggul Isai”. Dalam Yesaya 7:10-17,
didahului dengan pertemuan
nabi Yesaya dengan raja Ahas (Yesaya 9:1-7), di mana raja sedang
mengalami ketakutan
karena ancaman
dari Aram dan Efraim. Nabi
Yesaya menasehati
raja agar tetap teguh hati, tinggal tenang, dan tidak takut serta kecut
hati (ayat 4). Yesaya melanjutkan nasehatnya kepada raja Ahas agar meminta tanda dari Tuhan,
namun Raja Ahas tidak mau
karena hal tersebut menjadi sesuatu yang mencobai Tuhan (ayat 10-12).
Karena Raja Ahas tidak mau
meminta tanda kepada
Tuhan, maka Tuhan sendiri
yang akan
memberikan tanda
kepada raja
Ahas, dan
di dalam
ayatnya yang
ke 14-17
maka muncul tentang kelahiran anak laki-laki dari seorang perempuan muda
dan dinamakan Imanuel.
Nubuat tentang
Immanuel mincul
di karenakan
ketakutan raja
Ahas yang
kerajaannya sedang
dalam keadaan
goyah. Anak
laki-laki yang
lahir dari
seorang perempuan muda atau
perawan tersebut sudah dekat kelahirannya dan ia akan membuka
babak sejarah
baru bagi
kerajaan Ahas.
Imanuel adalah
suatu rahasia,
dan iamanuel
adalah Mesias “Allah beserta kita”. Nama imanuel dapat diartikan dengan
Allah bersama dengan bangsa
Israel. Nubuatan imanuel merupakan berita atau pesan yang di
sampaikan kepada
bangsa Israel
yang tidak
setia pada
saat itu
Dalam Yesaya
9:5-6, mengatakan
tentang kelahiran
anak yang
lambang pemerintahan
ada di
atas bahunya,
dia disebut
sebagai penasehat
ajaib, Allah
yang perkasa, Bapak yang
kekal, Raja Damai. Dan di ungkapakan juga tentang kekuasaan dari
tahta Daud yang sangat kokoh dengan damai sejahtera yang tidak
berkesudahan, serta keadilannya dan kebenaran selama-lamanya. Yang dinubuatkan oleh Yesaya
ini adalah mencakup
atau menunjukkan
tentang kedatangan
Mesias yang
akan terjadi.
Dalam Yesaya
11:1-9, memberikan
gambaran bahwa
Mesias dari
keturunan Daud.
Dalam ayat
ini mengungkapkan
bahwa Mesias
yang akan
datang membawa
suasana yang penuh damai. Di karenakan kerajaan Daud akan mengalami
kemerosotan, keamanan dan
kelimpahan di masa raja Daud sudah berlalu dan kehilangan kehidupan
yang baik.13 Mesias yang di janjikan berasal dari tunggul Isai (Yes. 11:1). Tunggul
ini merupakan sesuatu yang
menjelaskan tentang pangkal pohon yang masih
tinggal sehabis di
tebang. Nampaknya
harus mengalami
penebangan terlebih
dahulu keluarga
Daud, sebagai keturunan Isai
kemudian baru keluar tunas yakni Raja yang takut akan Tuhan,
sebab Roh Tuhan ada di dalamnya (Yes. 11:2-3). Bagia yteks ini juga
menekankan bahwa ia akan
memerintah sebagai raja yang memiliki wilayah pemerintahan. Ia sebagai
hakim yang adil yang membela
hak orang-orang tertindas dengan wibawah yang penuh (Yes.
11:3-4). Raja
tersebut akan
melayani rakyatnya
dengan penuh
kerendahan hati
bagi orang-orang
yang membutuhkan,
supaya keadilan
dan kebenaran
dapat di
wujudkan dalam
pemerintahannya. Nubuat tentang raja dari tunggul Isai itu merupakan
Mesias yang di
nanti-nantikan.
Dalam ketiga
nubuatan kitab
Yesaya ini
berkaitan dengan
Mesias sebagai
keturunan dari Daud, ia
akan berkuasa mendirikan
serta mengokohkan kembali
tahta Daud yang sudah runtuh.
Dalam pemerintahannya ia akan menjalankan dengan keadilan
dan menimbulkan kebenaran dan kedamaian. Hal tersebut dapat terjadi
karena Roh Allah tinggal
padanya yang
sangat tegas
dengan ungkapan
Imanuel, Roh
Allah ada
padanya.
Nabi Yeremia
Yeremia hidup setelah nabi Yesaya yang lebih dahulu bernubuat tentang
Mesias. Nubuat tentang Mesias
yang di sampaikan oleh nabi Yeremia terdapat di dalam Yeremia
23:5-6, “Sesungguhnya,
waktunya akan
datang, demikian
Firman Tuhan, bahwa
Aku akan
menumbuhkan Tunas
adil bagi
Daud. Ia
akan memerintah
sebagai raja
yang bijaksana
dan akan
melakukan keadilan
dan kebenaran
di negeri.
Dalam zamannya
Yehuda akan di bebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram, dan
inilah namanya yang di
berikan orang kepadanya
Tuhan keadilan
kita”.
Melihat konteks dari nubuatan ini menunjukkan betapa kecewanya nabi
Yeremia terhadap
penguasa-penguasa pada waktu itu. Setelah kematian raja Yosia, tidak ada
raja yang
melakukan keadilan
dan kebenaran
(Yer. 22:15-16).
Yerusalem jatuh
ketangan Babel, dan raja
Zedekia sebagai raja takhlukan menjadi lalim. Saat itulah nabi
Yeremia bernubuat tentang
Tunas Adil dari keturunan Daud sebagai ganti pohon keluarga Daud
yang bakal di tebang. Tunas yang dimaksud merupakan untuk menelusuri
garis keturunan leluhur
Mesias, manusia
dan Ilahi,
dan penggunaannya
yang sebenarnya,
dan gelar
Mesias ini
berpusat pada
kenyataan imammiah
dan kerajaan
Mesias.14 Pribadi yang
dijanjikan pada
nubuat tersebut
merupakan seorang raja Yehuda, namun seorang
raja yang ditunjang
sepenuhnya oleh Tuhan dan itu adalah Mesias. Nubuat tentang Tunas
Adil ini memang tidak
digenapi dalam waktu yang dekat, ketika Yerusalem menjadi puing-
puing, di
hancurkan oleh
Babil. Nubuat
tentang tunas
adil masih
tetap hidup
dan dipercaya
oleh umat
Yahudi dengan
menantikan Mesias
yang akan
berkuasa dan
memerintah dengan
menjalankan kebenaran
dan keadilan.
Nubuat yang dari nabi Yeremia terdapat pada Yeremia 33:14-18. Pada teks
ini diungkapkan
juga tentang
tunas keadilan,
namun disinggung
juga tentang
keimaman suku Lewi. Hal ini
di sebabkan keimaman Lewi ini tidak dapat di pisahkan dengan kekuatan
Israel. Perpaduan ini di yakini akan menjadi kekuatan yang tangguh akan
kebangkitan Israel baru
dengan perpaduan antara keagamaan dan bangsa. Kedatangan Mesias akan
dapat mewujudkan
negeri tersebut.
Isarel dan
Yehuda tersebut
menunjukkan pada
perpecahan negeri
tersebut namun
pada masa
akan yang
akan datang
Mesias akan
menggabungkan kembali kerajaan Israel baru (ayat 14).
Jadi Yeremia memposisikan para
imam di
samping kerajaan
dan Yerusalem
sebagai pusat
peribadatan dan
pemujaan, dimana kerajaan
dan keimaman menjadi tumpuhan bangsa dan negara pada masa yang
akan datang. Ia menginginkan keadilan dan kebenaran mewarnai Yerusalem
dan hal ini diwujudkan
pada pemerintahan
Mesias. Mesias
sebagai wakil
Allah, Ia
berhubungan langsung
dengan Allah,
Ia dapat
mendekati Allah
untuk menjelaskan
permasalahan bangsanya.
Nabi Yehezkiel
Bagian kitab Yehezkiel yang mengungkapkan tentang nubuatan Mesias
adalah Yehezkiel 17:22-24;
34:23-24; dan 37:22-25. Ia tidak menggungkapkan secara langsung
dan detail
tentang Mesias
tetapi menggunakan
simbol-simbol. Simbol-simbol yang
berkaitan dengan Mesias ini memang cukup sulit, tetapi jelas bahwa yang
di maksud dengan Yehezkiel
adalah Mesias. Dalam Yehezkiel 17:22-24, pokok-pokok penting yang
perlu dimengerti dalam teks nubuatan ini adalah burung rajawali besar
(ayat 3) yaitu raja Nebukanezar, Libanon adalah
daerah pegunungan Yehuda, puncak pohon aras adalah
dinasti Daud hingga Yoyakhin. Negeri pedagangan (ayat 4) merujuk pada
Babel. Tempat air
melimpah-limpah (ayat
5) adalah
palestina, pohon
anggur yang
rimbun yang
tumbuhnya rendah adalah Nebukanezar membiarkan Zedekia menduduki tahta
dengan membayar upeti (ayat
6), dan burung rajawali besar yang lain adalah Firaun dari Mesir
(ayat 7).15
Secara latar belakang nubuatan, raja Zedekia mencari pertolongan kepada
bangsa Mesir untuk menhadapi
Babel, dan ketidak setiaan Zedekia terhadap sumpahnya kepada
Nebukanezar. Di samping kecaman, Yehezkiel mengiringin dengan pengharapan
yang akan datangnya Mesias
dengan menggunakan gambaran pohon aras. Sebatang pohon aras
besar akan
tumbuh puncak
aras yang
tumbuh di
Babel, setelah
dipindahkan kepalestina
digunung yang tinggi. Mereka sadar bahwa yang merendahkan pohon yang
tinggi dan meninggikan pohon
yang rendah dan membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering
Tuhan (ayat 22-24). Jikalau aras tersebut adalah dinasti Daud hingga
Yoyakhim, maka pucuk yang
mudah menuju kepada seorang raja baru yang masih termasuk dinasti
Daud yang akan di angkat
Tuhan untuk menduduki
tahta Daud. Jadi pucuk itu
adalah simbol dari seseorang,
bukan dinasti baru. Dahan-dahan baru itu dapat di artikan sebagai
dinasti keselamatan
baru, sehingga
akan ada
Mesias (seorang
pembebas). Yehezkiel
ingin mengungkapkan
penderitaan Israel
dalam pembuangan
yang disebabkan
oleh raja
Zedekia yang memberontak Babel. Dengan ide Mesias tidak seorang, maka
Zerubabel di anggap
sebagai Mesias.
Dalam Yehezkiel 34:23-24, membuka janji kedatangan gembala yang baru.
Aku akan mengangkat satu
orang gembala atas mereka, yang akan mengembalakannya, yaitu
Daud, hamba-Ku, dia akan mengembalakan mereka dan menjadi gembalanya
(ayat 23). Dan Aku Tuhan,
akan menjadi Allah mereka dan hamba-Ku Daud menjadi rajanya di
tengah-tengah mereka, Aku Tuhan yang mengatakannya (ayat 24). Sebutan
gembala pada raja secara
tradisi bukanlah suatu hal yang baru di kalangan Israel, karena hal ini
sudah biasa dipakai di Timur
Tengah. Perbedaannya adalah karena istilah gembala dikenakan
kepada Mesias
sebagai keturunan
dari Daud
pada masa
yang akan
datang, pada
hal kenyataannya
Israel ada
dalam pembuangan.
Penekanan pada
satu gembala
dalam ayat
ini disebabkan
pemisahan pada
masa lalu,
dimana setiap
bagian gembala
Israel mempunyai
gembala sendiri-sendiri. Pada
situasi ini
sudah berakhir
dan untuk
selanjurnya Israel hanya memiliki seorang gembala saja. Situasi gembala
yang diwakili juga sudah
jelas, gembala ilahi akan datang mengumpulkan kawanan yang terserak
dan dikembalikan ke
Palestina, sedangkan gembala dunia akan memelihara mereka setelah
pulang ketanah yang di janjikan.
Jadi, gembala
atau raja baru ini akan
berperan secara aktif untuk
mendapatkan otoritas dari Allah setelah Israel kembali dan terjadi
restorasi langsung dari
Allah. Daud yang dimaksud adalah seorang dari keturunan Daud dan
bukan Daud
sendiri.
Dalam Yehezkiel
37:24-25, penglihatan
tentang tulang-tulang
kering yang
di bangkitkan.
Diawali suatu
dialog antara
Yehezkiel dengan
penglihatan tulang-tulang kering
akhirnya muncul ayat 24-25. Dengan nubuatan ini Yehezkiel meyakinkan
Israel bahwa
Tuhan mampu
mengembalikan Israel
yang sudah
berserakan diberbagai
tempat kembali ketanah perjanjian palestina. Secara khusus ayat 24-25 ini
yang mengungkapkan tentang
Mesias. Yehezkiel melihat teokrasi dari sisi yang lain, bukan hanya sistem
polotik dan pemerintahan
saja. Raja tersebut tidak bertanggungjawab akan kebangkitan kembali
Israel baru, karena hal tersebut tanggungjawab dari pada Tuhan secara
langsung. Tugas utama raja
baru atau Mesias ini adalah menyatukan semua suku Israel menjadi satu
di bawah
kekuasaannya.
Penggenapan Nubuat tentang Mesias Zaman di antara PL menuju PB
Jikalau disimpulkan
nubuatan tentang
Mesias yang
disampaikan oleh
para nabi
Israel, bahwa
Mesias itu
secara biologis
adalah keturunan
Daud, dan
Dia akan
mengokohkan kerajaan Daud yang telah runtuh. Ia diurapi oleh Allah dengan
penyertaan Roh
Allah secara
menakjubkan untuk
membebaskan membebaskan
umatNya dari
penderitaan penindasan
dari bangsa-bangsa
lain. Dia
akan memerintah
dengan penuh
damai tentram,
keadilan, dan
masyarakatnya hidup
dalam kelimpahan
untuk selama-
lamanya. Sifat kerendahan hati ditonjolkan dalam kehidupannya, walaupun
Dia seorang yang
perkasa.
Namun di
masa antara
perjanjian lama
menuju perjanjian
baru pergeseren
pemikiran di masa itu, lebih menekankan pembebasan Sang Mesias bagi
bangsa Israel yang tertindas
dan mengalami penderitaan yang sangat berkepanjangan. Gagasan tentang
Mesias tidak lagi berfokus pada nubuatan nabi-nabi tetapi lebih mengarah
pada kitab- kitab
apokripha yang
tidak diwahyukan
oleh Allah.
Sebagai contoh
dalam Mazmur
Salomo, orang Yahudi berdoa untu Kerajaan Allah (17:4), melalui raja yang
dijanjikan, yaitu Anak Daud
(17:5, 23), raja ini akan menjadi raja yang diurapi oleh Tuhan
(17:6). Bila Ia bangkit, akan
menghajar bumi dengan mulut-Nya, akan membersihkan dunia dari
dosa, akan
menghacurkan bangsa-bangsa kafir dan
membebaskan Yerusalem,
dan Ia akan
memerintah orang
Yahudi untuk
selama-lamanya. Itulah
pernyataan doa
orang Yahudi. Kerajaan yang
mereka inginkan ini adalah bersifat duniawi dengan politik dan
keagamaan yang
kuat.16
Dari dokumen masyarakat Qumran, mereka mengharapkan imam dan raja
yang diurapi. Keimaman Mesias
ini lebih tinggi dibandingkan dengan kerajaan Mesias. Dalam
perumpamaan Henokh,
meyakini bahwa
Anak Manusia
yang ada
sebelum dunia
dijadikan, dikemudian
hari akan
mendirikan kerajaan
di bumi.
Anak Manusia
ini disebut
Mesias. Dalam kitab Apokalipsis, Mesias ini akan memerintah dunia akan
datang; Ia akan dipelihara
oleh Yang Mahatinggi; Ia akan menempatkan orang-orang berdosa di
hadapan kursi
pengadilanNya. Dalam
kitab Barukh,
Mesias akan
memerintah dalam
kerajaan mesianik.44
Masih banyak
lagi pendapat
lain berkaitan
dengan Mesias
ini dalam
pandangan orang Yahudi di masa antara Perjanjian Lama dan perjanjian
Baru. Itulah sebabnya
banyak orang
Yahudi yang
tidak mau
percaya bahwa
Yesus Kristus
dari Nazaret
itu adalah
Mesias. Hal
ini terjadi
karena mereka
berpikir bahwa
Mesias itu
seorang pembebas secara revolosioner, berperang melawan musuh dengan
kekuatan bala tentera
dari sorga
untuk memerangi
penindas-penindas Israel. Mesias
menjadi raja,
pemimpin besar
yang perkasa.
Apalagi ketika
mereka menyaksikan
kematian Yesus
Kristus di kayu salib sebagai orang terkutuk, mereka menjadi antipati
akan ke Mesiasan Yesus.
Itulah sebabnya Yahudi ortodok hingga kini masih menunggu kedatangan
Mesias yang dijanjikan
sebagai pembebas
dan raja
itu.
KESIMPULAN
Kedatangan Mesias telah di nubuatkan terlebih dahulu oleh para nabi dan
Mesias datang
sebagai seorang
Raja dari
keturunan Daud
untuk mengembalikan
atau memulihkan
kerajaan Daud
yang telah
runtuh. Mesias
yang datang
akan menjadi
pemimpin yang
membawa dalam
kedamaian, kesejahteraan dan
penuh kelimpahan
sehingga keadilan dan keamanan dirasakan oleh masyarakat. Mesias menjadi
pembebas bagi semua orang
yang percaya kepada-Nya. Kedatangan Mesias yang telah di nubuatkan
oleh para nabi ini sering kali di kaitkan dengan penderitaan yang
telah di alami oleh bangsa
Israel. Bangsa Israel mengharapkan kedatangan Mesias sebagai raja yang
akan memberikan
keselamatan bagi
mereka baik
dalam kelimpahan
dalam materi
maupun hubungan
yang mesrah
dengan Allah.
Jikalau disimpulkan nubuatan tentang Mesias yang disampaikan oleh para nabi Israel, bahwa Mesias itu secara biologis adalah keturunan Daud, dan Dia akan mengokohkan kerajaan Daud yang telah runtuh. Ia diurapi oleh Allah dengan penyertaan Roh Allah secara menakjubkan untuk membebaskan membebaskan umatNya dari penderitaan penindasan dari bangsa-bangsa lain. Dia akan memerintah dengan penuh damai tentram, keadilan, dan masyarakatnya hidup dalam kelimpahan untuk selama-lamanya. Sifat kerendahan hati ditonjolkan dalam kehidupannya, walaupun Dia seorang yang perkasa.
No comments:
Post a Comment