Kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) telah mengonfirmasi identitas
sebenarnya dari juru bicara (jubir) sayap militernya Brigade Al-Quds, Abu
Hamza, yang tewas dalam serangan udara brutal Israel di Gaza pada Selasa
malam.
Abu Hamza bagian dari 400 lebih warga Palestina, termasuk hampir 200
anak-anak, yang tewas dalam sehari akibat serangan udara militer Zionis
Israel.
Dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Palestine Chronicle, Kamis
(20/3/2025), PIJ mengumumkan nama asli Abu Hamza adalah Naji Abu Seif.
Beberapa anggota keluarganya tewas bersamanya, termasuk istrinya Shaimaa
Abu Seif, saudara laki-lakinya Ghassan Maher Abu Seif, saudara iparnya
Sara Abu Seif, dan anak-anak mereka.
Abu Hamza menjadi jubir Brigade Al-Quds yang terkenal karena
penampilannya yang menonjol di media-media internasional, terutama selama
perang Gaza. Seperti Abu Ubaidah—jubir militer Hamas Brigade Al-Qassam,
Abu Hamza selama ini muncul dengan penutup wajah.
Abu Hamza telah menjabat sebagai jubir Brigade Al-Quds sejak 2014.
Pada Juni 2021, Abu Hamza membuat pernyataan penting setelah Operasi
Pedang Yerusalem, nama Palestina untuk perlawanan terhadap serangan Israel
di Jalur Gaza yang terkepung antara 11 dan 21 Mei 2021.
Serangan 11 hari tersebut mengakibatkan tewasnya lebih dari 260 warga
Palestina di Gaza, dengan sedikitnya 2.000 lainnya terluka.
Selama periode tersebut, kelompok perlawanan Palestina menembakkan roket
ke arah Yerusalem untuk pertama kalinya, mengejutkan Israel dengan
jangkauannya, yang melumpuhkan bandara dan transportasi Israel. Untuk
pertama kalinya, warga Palestina di Israel juga bergabung dalam
pertempuran tersebut.
Saat itu, Abu Hamza menegaskan: “Brigade Al-Quds akan melanjutkan
operasinya terhadap lokasi pendudukan Israel kapan saja. Perlawanan
Palestina tidak akan tunduk pada tekanan atau ancaman apa pun. Perjuangan
kami terus berlanjut dan tak tergoyahkan.”
Pada 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina melancarkan operasi
Badai Al-Aqsa, serangan mendadak berskala besar yang dipimpin militer
Hamas dengan melibatkan tembakan roket ke wilayah Israel dan infiltrasi
oleh para milisi Palestina melintasi pagar yang memisahkan Gaza dari
Israel selatan.
“Hari ini, kami telah memulai pertempuran balas dendam dan kebanggaan.
Kami berada di tengah-tengah perang komprehensif dengan musuh Zionis, dan
ini baru permulaan,” kata Abu Hamza pada kesempatan itu.
Pada hari yang sama, Israel melancarkan perang genosida di Gaza, yang
sejauh ini telah menewaskan hampir 50.000 warga Palestina dan melukai
banyak lainnya, menyebabkan kerusakan luas di Jalur Gaza yang terkepung.
Selama Ramadan pertama di bawah genosida oleh Israel, pada 2 Maret 2024,
Abu Hamza menyampaikan pesan yang kuat kepada dunia Muslim dalam sebuah
pernyataan yang disiarkan di saluran Telegram Brigade Al-Quds.
“Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk mengabaikan pertempuran yang kita
lakukan atas nama negara Islam, terutama mereka yang memiliki tentara,
pesawat, dan artileri,” kata Abu Hamza. “Bukankah sudah waktunya bagi
kalian untuk memobilisasi artileri kalian seperti orang-orang bebas di
Yaman, Lebanon, dan Irak?
Bukankah sudah waktunya bagi kalian untuk menanggalkan jubah perbudakan
dan kehinaan terhadap Amerika, Setan Besar, dan mengikuti contoh
orang-orang yang terhormat?” paparnya.
“Kami katakan kepada orang-orang Arab dan Muslim, sebagaimana kalian
berpaling kepada Allah dengan salat wajib dan puasa, berpalinglah ke
Palestina dengan senjata dan kewajiban jihad,” lanjut dia.
Abu Hamza selalu menegaskan kembali pentingnya persatuan di medan perang,
tempat semua gerakan perlawanan harus bekerja sama.
“Beri tahu musuh bahwa kami bersama Lebanon, Yaman, dan Irak—satu garis
depan dalam damai dan perang, mitra dalam takdir dan pengambilan
keputusan,” katanya.
Menyampaikan pidato kepada rakyat Palestina saat itu, almarhum jubir
militer PIJ itu mengatakan: “Kalian adalah simbol martabat, kebanggaan,
dan mahkota di kepala kami, dan kami tidak akan melepaskan hak-hak kalian,
tidak peduli seberapa besar kami berbagi rasa sakit dan luka dengan
kalian.”
“Kami mampu melanjutkan pertempuran, tidak peduli berapa lama itu
berlangsung,” pungkasnya.
Sebelum meninggal akibat bombardir Israel di Gaza, Abu Hamza sempat
menyampaikan isu Gaza pascaperang.
“Pesan kami kepada musuh dan pemimpin kawanan, [Perdana Menteri Israel
Benjamin] Netanyahu, adalah bahwa isu hari berikutnya di Gaza ditentukan
tidak lain oleh perlawanan Palestina,” katanya. Pada 22 Januari, dalam
sebuah pernyataan tertulis tiga hari setelah gencatan senjata dicapai, Abu
Hamza menolak gagasan bahwa perang Israel di Gaza merupakan reaksi
terhadap operasi militer tunggal.
Copas dari https://international.sindonews.com/read/1545155/43/tewas-dibombardir-israel-ini-sosok-jubir-militer-jihad-islam-abu-hamza-yang-terkenal-1742432610?showpage=all
No comments:
Post a Comment