Ribuan warga Turki kembali melakukan aksi demonstrasi besar-besaran pada
Kamis (20/3/2025), meskipun pemerintah memberlakukan larangan terhadap aksi
unjuk rasa di jalanan. Mereka memprotes penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem
Imamoglu, yang dianggap sebagai tindakan anti-demokrasi.
Oposisi menyalahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan atas langkah hukum ini
dan menilai bahwa penahanan Imamoglu merupakan upaya politis untuk
membungkam lawan politik menjelang pemilu.
Aksi protes berlangsung di berbagai kota, termasuk Ankara, Izmir, dan
Istanbul, dengan bentrokan antara demonstran dan kepolisian. Di beberapa
universitas, mahasiswa ikut turun ke jalan, sementara di Istanbul, ribuan
orang berkumpul di kantor pemerintahan kota meskipun pihak berwenang telah
memasang barikade di sejumlah titik strategis.
Imamoglu, yang berusia 54 tahun dan merupakan rival utama Erdogan dalam
politik Turki, ditahan pada Rabu dengan tuduhan korupsi dan membantu
organisasi teroris. Oposisi mengecam tindakan ini sebagai "upaya kudeta" dan
menilai bahwa pemerintahan Erdogan tengah berusaha mencegah Imamoglu dari
berpartisipasi dalam pemilu mendatang.
"Kami yakin Imamoglu akan menang. Jika pencalonannya diblokir, hal ini
justru akan meningkatkan dukungan bagi oposisi," kata Ozgur Ozel, ketua
Partai Rakyat Republik (CHP), dalam wawancara eksklusif
dengan Reuters.
Ozel menambahkan bahwa partainya akan secara resmi mencalonkan Imamoglu
sebagai kandidat presiden dalam pemungutan suara internal yang dijadwalkan
pada Minggu (23/3/2025).
Presiden Erdogan akhirnya buka suara terkait penahanan Imamoglu. Dalam
sebuah pidato di Ankara, ia menyebut bahwa kritik yang disuarakan oposisi
hanyalah "teater politik" dan "slogan yang tidak memiliki relevansi bagi
negara." Erdogan menegaskan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya tidak akan
terpengaruh oleh narasi yang dibangun oleh oposisi.
Namun, banyak pengamat politik melihat langkah ini sebagai strategi Erdogan
untuk memperlemah oposisi dan mempertahankan dominasinya dalam politik
Turki. Beberapa survei menunjukkan bahwa Imamoglu memiliki keunggulan
elektoral atas Erdogan, yang telah berkuasa selama 22 tahun.
Pemerintah memberlakukan larangan berkumpul selama empat hari dan membatasi
akses media sosial untuk menghambat komunikasi para demonstran. Kepolisian
menangkap puluhan orang dengan dalih menyebarkan "unggahan provokatif."
Polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan massa di Ankara dan Izmir,
sementara di Istanbul, enam petugas kepolisian dilaporkan terluka dalam
bentrokan dengan demonstran.
Di dalam tahanan, Imamoglu menyerukan kepada para hakim dan anggota partai
yang berkuasa untuk menentang ketidakadilan yang dialaminya.
"Peristiwa ini telah melampaui batas partai dan ideologi politik kita,"
kata Imamoglu dalam unggahan di platform X. "Sekarang adalah waktunya untuk
bersuara."
Sejak protes Gezi Park pada 2013, ruang untuk perlawanan sipil di Turki
semakin dipersempit oleh tindakan keras pemerintah. Namun, gelombang protes
yang meletus dalam dua hari terakhir menunjukkan bahwa ketidakpuasan
terhadap pemerintahan Erdogan masih kuat.
Di Istanbul, demonstran mengibarkan bendera Turki serta memasang spanduk
Imamoglu dan Mustafa Kemal Ataturk, pendiri negara Turki modern.
"Mereka terburu-buru menahan wali kota yang kami pilih dengan suara kami
sendiri," ujar Ali Izar, seorang pendukung oposisi di pusat kota Istanbul.
"Saya tidak melihat ini sebagai praktik demokratis dan saya mengutuk
tindakan ini."
Penahanan Imamoglu juga berdampak pada pasar keuangan Turki. Pada Rabu,
nilai tukar lira anjlok sebelum pulih sebagian, dengan kurs yang mencapai
hampir 38 lira per dolar AS dibandingkan 36,67 sebelumnya. Saham perbankan
di Bursa Efek Istanbul mengalami penurunan signifikan, sementara Bank
Sentral Turki menaikkan suku bunga overnight sebagai respons terhadap
ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan oleh gejolak politik.
Otoritas Turki juga menyita perusahaan konstruksi milik Imamoglu dan
menyerahkan pengelolaannya kepada pengadilan. Selain Imamoglu, sebanyak 105
orang lainnya, sebagian besar staf pemerintah kota Istanbul, turut ditahan
dalam operasi ini.
Copas dar https://www.cnbcindonesia.com/news/20250321063131-4-620474/turki-chaos-erdogan-tangkap-lawan-politik-hingga-muncul-isu-kudeta
No comments:
Post a Comment