1.
Benarkah yesus yang lahir di betlehem di kandang domba?
Kisah kelahiran Yesus Kristus dicatat di dalam Alkitab Kristen terutama dalam dua Injil kanonik, Matius dan Lukas. Kedua Injil tersebut menulis bahwa Yesus lahir di Betlehem, di Yudea, oleh seorang perawan, yaitu Maria.
Masing-masing Injil menceritakan kejadian yang sama dengan sudut pandang yang berbeda. Injil Matius dari sudut pandang Rasul Matius yang adalah seorang pemungut pajak menceritakan perihal kedatangan orang majus yang mencari dan menyembah “raja” yang baru lahir, serta mempersembahkan hadiah yang mahal-mahal. SedangkanInjil Lukas dari sudut pandang Lukas yang adalah seorang dokter menceritakan kisah ini dengan lebih detail, termasuk adanya malaikat dan kedatangan gembala domba yang menyembah bayi Yesus di palungan, secara lebih kronologis. Injil Lukas tidak mencatat mengenai orang-orang majus dari Timur, tetapi mengisahkan kelahiran Yohanes Pembaptis yang terjadi sekitar 6 bulan sebelum kelahiran Yesus, termasuk penampakan malaikat Gabriel yang memberitahukan terlebih dahulu kepada Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis.
Kedua Injil juga memberikan silsilah Yesus Kristus. Injil Matius, yang target pembacanya adalah bangsa Yahudi, menitikberatkan pribadi Yesus sebagai Raja, Mesias keturunan raja Israel yang ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi, oleh
sebab itu silsilahnya dimulai dari Abraham, bapa orang Yahudi. Pun tulisan-tulisannya penuh dengan simbol-simbol dan
pemenuhan nubuatan-nubuatan nabi zaman dulu yang mengatakan bahwa Mesias
akan terbit dari keturunan Daud. Ditulis dalam silsilah Yesus ada 14 keturunan dari Abraham hingga raja Daud, 14 keturunan dari
Daud hingga masa pembuangan ke Babel, 14 keturunan dari masa pembuangan hingga Yesus.
Injil Lukas, yang target pembacanya adalah bangsa bukan Yahudi, menitikberatkan pribadi Yesus sebagai Anak Manusia danAnak Allah, Allah semua bangsa, bukan hanya bagi orang Yahudi. Oleh sebab itu silsilahnya dimulai dari Adam, bapa semua umat manusia, bahkan hingga kepada Allah, bapa Adam, pencipta seluruh manusia. Sebagai salah satu pengikut Paulus, Lukas juga mungkin pada saat menulis ini memikirkan Yesus sebagai Adam baru/Adam kedua (bnd. Roma 5:12)
2.
Benarkah yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita?
1. Dari sudut pandang kita yang dibebaskan oleh Sengsara-Nya sesuai dengan Yoh 3:14-15: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”
2. Dari sisi Kristus, yang menerima kemuliaan-Nya melalui kerendahan Sengsara-Nya, dalam Luk 24:26: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
3. Dari sisi Tuhan Allah Bapa, yang telah menentukan terlaksananya nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti tertulis dalam Luk 22:22, “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan…”Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, …., yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.” (Luk 24:44-46).
3. Benarkah yesus mati dikuburkan dan bangkit dari kematian?
Yesus mengajarkan bahwa hidup tidak berakhir setelah tubuh kita mati. Dia membuat klaim yang mengejutkan “Akulah kebangkitan dan hidup. Mereka, yang percaya kepadaKu, meski pun mereka mati sama seperti semua orang, akan hidup kembali.” Menurut para saksi mata yang sangat dekat denganNya, Yesus kemudian memperlihatkan kuasa atas kematian dengan bangkit dari kematian setelah disalibkan dan dikubur selama tiga hari. Inilah kepercayaan yang memberikan harapan kepada orang Kristen selama hampir dua ribu tahun.
Namun sebagian orang tidak punya harapan setelah kematian. Filsuf ateis,
Bertrand Russell menulis: “Saya percaya bahwa ketika meninggal saya akan
membusuk dan kesadaran saya tidak akan bertahan.” Russell jelas tidak percaya pada perkataan Yesus.
Para pengikut Yesus menulis, Dia menampakkan diri dan hidup setelah penyaliban dan penguburan-Nya. Mereka juga menjelaskan tidak hanya melihat Dia, tapi juga makan bersama-sama dengan Dia, menyentuhNya dan bersama-sama dengan Dia selama empat puluh hari.
Jadi, apakah ini hanya cerita yang bertumbuh dengan berjalannya waktu atau berdasarkan bukti yang kuat? Jawaban atas pertanyaan ini sangatlah mendasar bagi keristenan. Jika Yesus benar-benar bangkit dari kematian, hal itu akan memberi pengesahan atas segala hal yang dikatakan-Nya mengenai diri-Nya, mengenai arti kehidupan dan mengenai tujuan kita setelah kematian.
No comments:
Post a Comment