Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan badan intelijen Israel,
Mossad, untuk menghabisi para pemimpin Hamas di mana pun mereka
berada.
Mengutip media lokal, Al Jazeera melaporkan perintah ini diutarakan
Netanyahu di hari yang sama ketika ia menyepakati penerapan gencatan
senjata dengan milisi Hamas di Jalur Gaza Palestina.
"Itu adalah keputusan sulit, namun benar. Saya telah menginstruksikan
Mossad untuk melawan para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada," kata
Netanyahu dalam konferensi pers, seperti dikutip Jerusalem Post, Rabu
(22/11).
Netanyahu memberi sinyal bahwa Mossad boleh membantai para pemimpin Hamas
di luar Gaza, termasuk di Qatar. Kepala Mossad David Barnea sendiri saat
ini dilaporkan tengah berada di Qatar.
Qatar adalah mediator perjanjian gencatan senjata sementara antara
Israel-Hamas bersama dengan Mesir. Hamas juga memiliki kantor
perwakilan di Qatar.
Menurut Times of Israel, pernyataan Netanyahu ini dilontarkan kala
menjawab pertanyaan reporter mengenai pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan
Khaled Mashaal yang menyatakan bakal terus memimpin Gaza usai
perang.
Saat ditanya apakah gencatan senjata berlaku untuk menargetkan pemimpin
Hamas, Netanyahu mengaku "tidak ada kewajiban seperti itu."
Namun, kala ditanya mengenai pembebasan tahanan Palestina, dia menegaskan
bakal mengejar mereka lagi jika kembali terbukti melakukan
terorisme.
Pemerintah Israel pada Rabu (22/11) menyetujui gencatan senjata sementara
selama empat hari untuk memungkinkan pembebasan sejumlah sandera yang
ditahan Hamas sejak konflik meletus 7 Oktober lalu.
"Kami telah memutuskan keputusan yang sulit malam ini, tapi ini adalah
keputusan yang benar," kata Netanyahu pada Rabu (22/11) dini hari usai
merampungkan rapat kabinet darurat.
Selama masa gencatan senjata, Israel berkomitmen untuk tidak menyerang
atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza.
Israel meminta pembebasan setidaknya 50 sandera dari total sekitar 240
orang yang masih ditahan Hamas. Pembebasan 50 sandera ini termasuk
perempuan, anak-anak, dan warga asing seperti orang Amerika Serikat.
Negeri Zionis juga sepakat membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang
selama ini ditahan di penjara negara tersebut, terutama tahanan perempuan
dan anak-anak.
Israel turut menawarkan perpanjangan gencatan senjata apabila Hamas
berkenan menambah jumlah sandera yang dibebaskan.
Al Jazeera melaporkan Israel menawarkan satu hari tambahan gencatan
senjata untuk setiap sepuluh sandera tambahan yang dibebaskan oleh
Hamas.
Meski begitu, kesepakatan gencatan senjata tidak serta merta membuat
perang antara Israel dan Hamas di Gaza berhenti. Netanyahu mewanti-wanti
bahwa agresi Israel ke Gaza akan tetap lanjut sampai tujuan negaranya
tercapai.
"Saya ingin menegaskan. Kita sedang dalam perang dan akan terus berperang
sampai kita mencapai seluruh tujuan kita, untuk menghancurkan Hamas, dan
untuk membebaskan seluruh sandera dan warga kita yang hilang," kata
Netanyahu.
"Kami akan memastikan bahwa tidak ada lagi entitas di Gaza yang akan
mengancam Israel," paparnya menambahkan seperti dikutip Jerusalem
Post.
Copas dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20231123081302-120-1027816/gencatan-di-gaza-netanyahu-perintahkan-mossad-habisi-pemimpin-hamas
No comments:
Post a Comment