Perang baru terancam pecah di Timur Tengah antara Israel
dan Mesir usai Kairo mengancam bakal menangguhkan perjanjian Camp
David.
Ancaman itu diutarakan Mesir jika Israel berani menggempur Kota Rafah,
Palestina. Kota Rafah menjadi satu-satunya wilayah tersisa di Jalur Gaza
yang menampung jutaan warga mengungsi imbas agresi brutal Tel Aviv sejak 7
Oktober lalu.
Sementara itu, Perjanjian Camp David sendiri merupakan kesepakatan damai
antara Israel dan Mesir pada 1978 usai terlibat perang besar.
Dikutip Associated Press (AP), kesepakatan ini juga kemudian menjadi
landasan kerangka perjanjian damai Israel dengan beberapa negara Arab di
Timur Tengah.
Dua pejabat tinggi Mesir dan seorang diplomat ternama negara Barat yang
mengetahui hal ini menyebut Kairo terpaksa membawa perjanjian Camp David
usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ngotot bakal mengerahkan
tentara untuk membombardir Kota Rafah.
Sementara itu, stasiun televisi Hamas,Al-Aqsa,yang mengutip seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya, menyebutkan bahwa invasi ke Rafah akan menghancurkan perundingan-perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar yang bertujuan mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Netanyahu dalam wawancaranya dengan ABC News menyatakan warga sipil di
Rafah dapat melarikan diri ke utara. Dia mengklaim ada banyak daerah yang
telah dibersihkan pasukannya di sana.
Gaza Utara telah luluh lantak akibat serangan membabi buta Israel,
sementara pertempuran sengit dilaporkan masih terjadi di Gaza tengah dan
Khan Younis di Gaza Selatan.
Selain Mesir, Qatar, Arab Saudi dan sejumlah negara lain juga telah
memperingatkan dampak buruk jika Israel melancarkan serangan ke
Rafah.
"Serangan Israel terhadap Rafah akan menyebabkan bencana kemanusiaan yang
tak dapat digambarkan dengan kata-kata dan ketegangan yang parah dengan
Mesir," tulis kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell di X
alias Twitter.
copas dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240213072015-120-1061654/mesir-ancam-cabut-perjanjian-camp-david-israel-siaga-perang-lagi
No comments:
Post a Comment