Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer
untuk bersiap memasuki kota Rafah yang menjadi perbatasan di Jalur Gaza,
Palestina.
Netanyahu mengumumkan perintah tersebut setelah menolak proposal gencatan
senjata yang diajukan Hamas, meskpiun Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat Antony Blinken yang sedang berkunjung ke Timur Tengah
bersikeras bahwa ia masih melihat "ruang untuk mencapai
kesepakatan".
Melansir AFP, Netanyahu mengatakan telah memerintahkan pasukan untuk
"bersiap beroperasi" di kota tersebut dan bahwa "kemenangan total" atas
Hamas hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Soal usulan gencatan senjata, ia mengatakan "menyerah pada tuntutan aneh
Hamas yang baru saja kita dengar, karena hanya akan mengundang pembantaian
lagi".
ementara itu, Blinken yang mendesak gencatan senjata mengatakan bahwa usulan Hamas setidaknya menawarkan kesempatan untuk melanjutkan negosiasi.
"Meskipun ada beberapa hal yang jelas-jelas tidak dapat dimulai dalam
tanggapan Hamas, kami pikir hal ini menciptakan ruang untuk mencapai
kesepakatan, dan kami akan berupaya tanpa henti sampai kami mencapainya,"
kata Blinken beberapa jam setelah bertemu dengan Netanyahu.
Di lain sisi, kekhawatiran meningkat terhadap ratusan ribu warga
Palestina yang mencari perlindungan di Rafah di sepanjang perbatasan
Mesir.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa serangan
militer ke kota tersebut "akan secara eksponensial meningkatkan apa yang
sudah menjadi mimpi buruk kemanusiaan".
Agresi Israel di Palestina telah memasuki bulan keempat sejak dimulai
pada 7 Oktober lalu. Jumlah warga sipil di Gaza yang tewas juga semakin
bertambah.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan korban tewas mencapai lebih dari
27.500 orang, di mana sebagian besar korban di antaranya adalah perempuan
dan anak-anak.
copas dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240208161141-120-1060203/tolak-gencatan-senjata-netanyahu-perintah-pasukan-israel-serbu-rafah
No comments:
Post a Comment